Osaka, mediaperkebunan.id – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong kinerja ekspor nasional, salah satunya melalui perwakilan perdagangan RI di luar negeri.
Kali ini Perwakilan perdagangan RI di Jepang, yaitu Atase Perdagangan di Tokyo, Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Osaka, dan Tim Ekonomi Konsulat Jenderal RI berhasil memfasilitasi kontrak ekspor produk agrikultura yaitu kopi dan kakao antara PT Arumia Kharisma dari Indonesia dengan Mirza Management Co. Ltd dari Jepang.
Penandatanganan dilakukan oleh perwakilan dari PT Arumia Kharisma, Sastia Putridan Chairman Mirza Management.co. Ltd, Kouichi Yasogawa, di Kantor ITPC Osaka, Jepang.
Turut menyaksikan penandatanganan tersebut, yaitu Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Tuti Prahastuti yang mewakili Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kasan secara virtual dan Konjen RI Osaka Diana Emilla Sari Sutikno.
Pada tahap awal, PT Arumia Kharisma Indonesia akan mengirimkan 1 ton biji kopi dan 1 ton biji kakao dari beragam jenis di Indonesia ke Jepang melalui Kansai dengan potensi transaksi JPY 50 juta atau sekitar Rp6,6 miliar hingga akhir 2021.
“Sinergi perwakilan perdagangan RI di Jepang bersinergi dengan Konsulat Jenderal RI ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendorong peningkatan ekspor produk nonmigas Indonesia ke Jepang. Diharapkan peran strategis perwakilan perdagangan dapat terus digencarkan sehingga kinerja ekspor nasional Indonesia juga dapat terus meningkat,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kasan.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Promosi dan Citra, Tuti Prahastuti menjelaskan, penandatangan kontrak kerja sama ini menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 bukan merupakan hambatan dalam upaya peningkatan perdagangan Indonesia dengan Jepang.
“Penandatanganan ini merupakan langkah strategis yang membawa optimisme bagi kita semua. Para pelaku usaha juga terus bergerak meskipun di tengah pandemi Covid-19. Diharapkan kerja sama ini dapat semakin meningkatkan pamor kopi dan coklat Indonesia sehingga dikenal semakin luas dan ke depan memberikan kontribusi terhadap nilai ekspor nonmigas Indonesia,” jelas Tuti.
Menurut Tuti, Kementerian Perdagangan terus mendorong ekspor kopi Indonesia yang saat ini memiliki 35 Produk Kopi berindikasi geografis yang telah ditetapkan oleh Ditjen Kekayaan Intelektual KemenkumHAM.
Kemendag juga mendorong kopi organik dan kopi specialty yang tentunya memiliki potensi tinggi di Jepang sebagai bagian gaya hidup masyarakat Jepang. Konjen RI Osaka Diana Emilla Sari Sutikno optimistis dengan peluang ekspor komoditas kopi dan kakao ke Jepang di masa mendatang.
“Penandatanganan kontrak kerja sama tersebut merupakan awal yang baik untuk mendapatkan potensi transaksi dengan nilai yang lebih besar ke depan,” ujar Tuti.
Diana berharap PT Arumia Kharisma Indonesia dapat terus mengedepankan higienitas/kualitas barang sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah setempat, menjaga kuantitas dan kontinuitas barangnya.
Selain itu, diharapkan Mirza Management Co. Ltd tetap mencantumkan identitas Indonesia di setiap lini produknya sebagai sebuah sarana promosi dan diplomasi produk Indonesia yang berkualitas tinggi. Mirza Management yang menaungi Jalak Coffee dan Cocoa parlör di Jepang telah mengimpor biji kopi dan biji kakao dari mancanegara, khususnya dari Indonesia selama lima tahun terakhir. Mirza Management berminat memperluas pasarnya sehingga membutuhkan sumber bahan baku yang berkualitas.
Sementara PT Arumia Kharisma Indonesia baru didirikan pada 2019 dan menjadi pionir eksportir komoditi dan produk dari provinsi Sulawesi Tengah serta produk biji kopi dan biji kakao unggulan dari 7 pulau di Indonesia Total perdagangan Indonesia ke Jepang pada 2020 tercatat sebesar USD 24,33 miliar.
Dari jumlah tersebut, eksporIndonesia ke Jepang sebesar USD 13,66 miliar dan impornya USD 10,67 miliar. Ekspor kopi Indonesia ke Jepang pada Januari 2021 sebesar USD 6,11 Juta atau naik 14,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pada 2020 ekspor kopi Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD 56,04 juta dengan dengan tren penurunan 9,98 persen dalam lima tahun terakhir (2016– 2020). Meski Indonesia merupakan penghasil kopi terbesar ke-4 di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Colombia (sumber: Worldatlas), namun secara ekspor menduduki peringkat ke-9 di dunia yang memasok 3 persen kebutuhan dunia di 2019 (sumber: Trademap). Untuk komoditas kakao, ekspor kakao ke Jepang pada Januari 2021 tercatat sebesar USD 952 ribu atau turun 53,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara pada 2020, ekspor Indonesia ke Jepang USD 26,50 juta dengan tren penurunan 6,33 persen dalam 5 tahun terakhir (2016—2020). Nilai perdagangan Indonesia-Jepang masih dapat terus ditingkatkan mengingat besarnya potensi perdagangan kedua negara.
“Untuk itu, penting bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi untuk kepentingan kedua belah pihak,” pungkas Tuti. (YIN)