2022, 26 September
Share berita:

Jakarta, Mediaperkebunan.id

Kecenderungan kelembagaan petani kelapa di Indonesia menurut Muhammad Asri Lambo, Wakil Ketua Perhimpunan Petani Kelapa Indonesia sebagian besar masih berkutat pada kegiatan seremonial, event da edukatif. Belum mengakar sampai ke tingkat desa/sel terkecil kelompok.

Belum ada kolaborasi yang kuat antar kelembagaan. Lebih banyak kelembagaa disektor hulu dan tengah sedang hilirnya masih kurang.

Karena itu kelembagaan petani kelapa harus merubah strategi dengan fokus dan spesifik juga otentik pada upaya mengangkat kesejahteraan petani kelapa. Harus mampu berjejaring sehingga membuka akses pasar yang luas.

Harus mengakar secara struktural ke bawah, keberadaanya dirasakan bermanfaat oleh petani diakar rumput. Hal terpenting lainnya adalah melek teknologi informasi, sehingga bisa mengikuti perkembangan kelapa terbaru, juga memanfaatkan TI untuk berbagai kepentingan.

Warsita dari Direktorat Tanaman Tahunan dan Penyegar, Ditjen Perkebunan menyatakan Kementan punya program pengembangan kelapa berbasis korporasi petani. Konsep pengembanganya adalah pendekatan hulu hilir, klaster berbasis kecamatan, korporasi berbasis kabupaten.

Sasaran meningkatkan produksi, produktivitas dan nilai tambah melalui pengembangan kawasan kelapa. Petani kelapa yang tergabung 10.244 KK di Maluku Utara. Dengan kegiatan ini maka diharapkan meningkatnya industri pengolahan kelapa berbasis kawasan rumah tangga petani.

Target peningkatan produksi kelapa 64.000 ton kopra, 21.600 ton arang kelapa, 43.200 ton sabut kelapa, 3.856 tom nata de coco. Produk utama adalah minyak goreng, sedang produk turunan briket arang, coco fiber dan nata de coco dalam kemasan.

Lewat korporasi petani kelapa ini rumah tangga petani bergabung dalam kelompok tani/gabungan kelompok tani. Poktan/gapoktan mendapat fasilitasi sarpras dan pendukung lainnya seperti benih, pupuk, asuransi, pembiayaan, litbang dan penyuluhan, pedoman GAP, sertifikasi dan regulasi. Petani sebagai anggota poktan/gapoktan berbudidaya kelapa.

Baca Juga:  MENKO PEREKONOMIAN : NILAI EKONOMI KELAPA RP30 TRILIUN

Dibuat Unit Pengolahan Hasil tingkat kecamatan untuk menghasilkan bubuk arang, serat sabut, nata de coco mentah, kopra. Bekerjasama dengan swasta sebagai mitra strategis korporasi bangun pabrik tingkat kabupaten menghasilkan minyak goreng, coco fiber, nata de coco dalam kemasan dan briket arang. Korporasi memasarkan hasil kelapa dan produk turunanya.