Sumatera Utara, mediaperkebunan.id – Ditengah pandemi Covid-19 beberapa sektor mengalami penurunan, tapi hal tersebut tidak berlaku terhadap komoditas kelapa pandan wangi. Bahkan komoditas masyarakat tersebut siap mengiasi pasar hotel, restoran dan supermarket.
“Terkait harga, bedanya harga kelapa pandan wangi dengan kelapa dipasaran atau kelapa biasa yang tidak ada aroma pandannya, kalau di Medan dan sekitarnya harganya Rp. 10.000 perbutirnya, kalau kelapa pandan wangi perbutirnya sudah Rp. 35.000, sudah kita kemas dalam bentuk piramid ataupun bentuk gelas. Piramid kelapa ini biasa kita jual di minimarket, supermarket, restoran, dan hotel bintang 5,” kata Jasman Silitonga saat diwawancarai oleh tim Ditjen Perkebunan di lokasi produsen benih Kelapa Pandan Wangi, Pantai Cermin Kanan, Kab Serdang Bedagai Sumatera Utara, bersama dengan tim dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan.
Sedangkan untuk nilai kelapa mudanya, lanjut Jasman, yang belum dikupas dan belum dibentuk olahan dari kebun kita jual Rp. 15.000, kalau sudah kita bentuk piramid ataupun bentuk gelas akan menaikan harga jualnya menjadi Rp. 35.000 perbutirnya, kalau kita jual dalam bentuk benih harganya Rp. 180.000 perbenihnya.
Cita-cita kita, Lanjut Jasman, kelapa pandan wangi ini dijadikan minuman khas Sumatera Utara, apabila ada tamu-tamu daerah dijamu dengan pandan wangi ini, sehingga semakin banyak orang yang mengenal kelapa pandan wangi, dan kita siap membantu untuk menjadikan kelapa pandan wangi ini jadi minuman khas dari Sumatera Utara.
“Kemasan atau bentuk dari olahan kelapa pandan wangi juga sangat perlu diperhatikan dan dikreasikan, sehingga lebih memiliki daya tarik dan daya saing jual, karena tentunya kedepannya tak hanya lokal saja target pasarnya melainkan bisa menembus pasar luar juga,” ujar salah satu tim Ditjen Perkebunan saat menelusuri hamparan kebun kelapa pandan wangi. (DAP/Humas Ditjenbun/YIN)