Target produktivitas tebu 100 ton/ha dan rendemen 10% tahun 2017 optimistis bisa dicapai. “Beberapa petani tebu di Situbondo, Jember dan Lamongan sudah bisa mencapainya. Cara mereka berbudidaya tebu akan dicontoh dan disebarkan ke daerah lain,” kata Dirjen Perkebunan Gamal Nasir .
Bantuan yang akan diberikan oleh Ditjenbun berupa bibit bongkar ratoon. “Kita masih kaji kebutuhan bibitnya. Lembaga-lembaga penelitian pasti punya varietas yang mampu menghasilkan produktivitas 100 ton/ha dan rendemen besar. Kebutuhan bibit sangat besar kalau kurang Indonesia bisa mengimpor bibit dari Brasil,” katanya.
Sedang bantuan alsintan tidak dialokasikan tahun ini. “Manfaatkan saja bantuan alsintan yang sudah diberikan tahun 2012-2015,” katanya. Tahun 2012-2015 yang sudah diserahkan adalah 797 traktor, 104 grabloader, 94 fertilizer applicator; 842 mesin tebang, 149 dump truck, 12 mesin putus akar, 149 mesin klentek, 159 loader dan 945 pompa air.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan untuk memperluas lahan di Jawa akan dilaksanakan dengan menggunakan lahan Perum Perhutani bekerjasama dengan PG. Untuk ekspansi lahan di luar Jawa sudah ada kerjasama antara Menteri BUMN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Menteri Pertanian dengan alokasi lahan 500.000 ha sebagian besar di Sulawesi Tenggara yang agroklimatnya cocok.
Selain itu PG baru yang sudah akan beroperasi dalam waktu dekat adalah di Dompu. Kebun tebu yang sudah dibangun juga mencapai 6.000 ha.
Bagi investor baru PG, Mentan mensyararkan minimal uang yang tersedia Rp1,5 triliun supaya bisa langsung operasional. Kebutuhan investasi PG baru dan kebun mencapai Rp5 triliun.