Manado, Mediaperkebunan.id
Kebutuhan gula kelapa nasional sekitar 400.000 ton per tahun dan meningkat 10% setiap tahun. Pemanfaatan gula kelapa terutama untuk bahan baku kecap manis dan pemanis bahan makanan lainnya. Air kelapa makin meningkat permintaan pasarnya sebagai minuman kesehatan yang kaya akan mineral penting, yaitu kalium, natrium, kalsium, vitamin C, dan nutrisi lainnya. Hengky Novarianto, Profesor Riset dari Balai Penelitian Palma menyatakan hal ini.
Varietas kelapa yang banyak diusahakan petani adalah tipe Dalam, yaitu sekitar 98% dari total areal kelapa. Pada umumnya tanaman kelapa ini sudah berumur di atas 60 tahun dan memiliki batang dengan tinggi di atas 20 m. Selama 10 tahun terakhir ini sangat dirasakan kesulitan untuk mendapatkan tenaga pemanjat kelapa untuk panen buah setiap 2-3 bulan, maupun untuk menderes nira kelapa setiap pagi dan sore hari. Nira yang disadap akan dijadikan bahan baku untuk memproduksi gula kelapa.
Pemanjat untuk menderes nira atau panen buah pada pohon kelapa yang tinggi sangat berisiko jatuh . Masalah ini menyebabkan makin kesulitan mencari tenaga pemanjat kelapa dan tenaga penderes muda karena harus memanjat pohon kelapa yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan solusi agar produksi gula kelapa bisa ditingkatkan dan tenaga muda di pedesaan maupun gender tertarik untuk bekerja di bidang penderesan nira kelapa. Untuk itu, perlu ditanam kelapa yang memiliki batang pendek sehingga mudah dipanen, tetapi produksi buah dan/atau nira kelapa tetap tinggi dan mudah untuk penyadapan nira.
Kelapa Genjah saat ini makin populer sejak petani dan stakeholders lainnya mulai mencari kelapa yang berbatang pendek, cepat berbuah, dan produksi tinggi. Pemanfaatan kelapa tipe Genjah ditujukan terutama untuk produk gula kelapa, kelapa muda, dan kelapa sayur. Pekebun kelapa termasuk untuk gula kelapa mulai beralih menanam jenis kelapa Genjah. Permintaan akan bibit kelapa Genjah meningkat tajam. Permasalahannya bibit kelapa Genjah lebih sulit didapat dibandingkan bibit kelapa Dalam.
Balai Penelitian Tanaman Palma, Balitbangtan telah mengidentifikasi 22 jenis tipe kelapa Genjah. Beberapa kelapa Genjah yang telah diteliti dan dilepas sebagai varietas di antaranya kelapa Genjah Kuning Nias (GKN), Genjah Kuning Bali (GKB), Genjah Hijau Bali (GHB), Genjah Merah Bali (GMB), Genjah Raja (GRA), Genjah Salak (GSK), Genjah Orange Sagerat (GOS) , Genjah Hijau Jombang (GHJ), Genjah Tebing Tinggi (GTT) dan Genjah Kuning Bali (GKB), Genjah Merah Waingapu (GMW), Genjah Pandan Wangi (GPW), Genjah Entok Kebumen (GEK), Genjah Entok Banyumas (GEB), Genjah Kopyor Hijau, Kuning, Coklat dan Merah, Genjah Hijau Labuan Batu.
Oleh karena itu, perlu dibangun kebun sumber benih untuk untuk beberapa varietas kelapa Genjah 1 potensial, seperti GMW, GTT, GKN, GKB, GSK, GPW, GEK, GHLB, dan lain-lain. Hasil peneltian di Kebun Percpbaan Pandu menunjukkan bahwa dari kelima varietas kelapa Genjah yang diuji, ternyata kelapa GTT, GKB, GKN, dan GSK potensial untuk dijadikan sebagai sumber nira sebagai bahan baku pembuatan gula. Potensi hasil gula /ha/bulan untuk GTT 2,23 ton, GKN 1,92 ton, GKB 1,78 ton, dan GSK 1,50 ton. Selain sebagai sumber nira untuk gula kelapa, buah kelapa Genjah juga cocok untuk kelapa muda, kelapa sayur, santan, dan edible copra yang saat ini banyak permintaan pasar luar negeri.
Ketika akhir-akhir ini permintaan akan bibit kelapa Genjah meningkat dan Presiden Jokowi menugaskan Kementerian Pertanian RI menyiapkan bibit kelapa Genjah sebanyak 3 juta bibit tahun 2021, ternyata dari ketersediaan benih kelapa Genjah yang ada di seluruh daerah Indonesia maksimal hanya mampu menyiapkan sebanyak 600.000-700.000 benih. Pembangunan kebun sumber benih kelapa tipe Genjah harus segera direalisasikan dengan berbagai program, strategi, dan kebijakan untuk percepatan penyediaan bibit kelapa Genjah.