Mei 2020 merupakan puncak penurunan ekspor karet Sumut pada masa pandemi Covid-19. Juni 2020 ekpor karet Sumut melonjak 87% dari 14.975 ton menjadi 28.012 ton. Pendorong utama kenaikan ini adalah permintaan China. Edy Irwansyah, Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut menyatakan hal ini Minggu, 12 Juli 2020.
“Dengan tingginya permintaan China maka negara ini sekarang menempati posisi pertama negara tujuan ekspor, menggeser Jepang yang sekarang berada di posisi ke tiga. Pada bulan Juni, Sumut mengekspor karet ke 32 negara,” katanya.
Sekitar 71,6% ekspor karet Sumut tertuju ke 6 negara yaitu China 20,4%, Amerika Serikat 19,7%, Jepang 9,5%, Brasil 8,5% dan Korea Selatan 4,2%. China mulai aktif pada bulan Mei sedang Jepang menempati posisi ke tiga karena diperkirakan masih punya stok cukup banyak dari pengapalan April Mei.
Dibanding ekspor semester pertama 2019, periode yang sama 2020 mengalami penurunan 16,2% (32.970 ton) yaitu dari 203.395 ton menjadi 170.425 ton. Bulan Juli diperkirakan masih akan terjadi peningkatan yang didorong oleh mulai aktifnya negara konsumen setelah sebelumnya ada pembatasan produksi. Permintaan diperkirakan akan didominasi oleh China, Amerika Serikat dan India.
Produksi Mei lebih baik dibanding April dengan total produksi 30.192 ton. Konsumsi domestik mencapai 7% dari produksi. Diperkirakan produksi Juli akan meningkat.
Harga TSR20 di bursa Singapura mencapai USD 116,54 sen atau naik 2,42 sen dibanding bulan sebelumnya. Kondisi ini memperlihatkan masih bertahan rendah yang juga berimbas terhadap harga lokal.