Subang, Mediaperkebunan.id
Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Balai Besar Penelitian Tanaman Padi di Subang menyatakan untuk memenuhi kebutuhan pangan Indonesia jangan bergantung pada satu komoditas saja yaitu beras. “Masih ada pangan lain yang bisa dikembangkan yaitu sagu, porang, jagung, ketela pohon. Semuanya punya peluang untuk ditingkatkan produksinya,” kata Jokowi.
Tujuan Jokowi berkunjung ke BB Penelitian Tanaman Padi yang disertai Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah untuk memastikan ketersediaan pangan, terutama beras. Saat ini dunia sedang mengalami kekurangan pangan. “Kita harus waspada , pastikan bahwa ketersediaan pangan kita masih dalam kondisi aman,” kata Presiden Jokowi.
Dalam kunjungan tersebut Ditjen Perkebunan menampilkan perkebunan untuk pangan dan energi. Dua komoditas utama perkebunan yang mendukung pangan dan energi adalah sagu dan kelapa genjah. Dua komoditas ini asli dari Indonesia dan sekarang sedang dikembangkan. Kehadiran Presiden diharapkan dukungan pengembangan sagu dan kelapa genjah akan semakin besar lagi.
Sagu untuk Indonesia (Sagunesia) dengan potesi kebun sagu nasional 5,5 juta Ha sedang areal termanfaatkan 200.845 Ha (3,55%). Program Ditjenbun adalah pengembangan sagu untuk kemandirian pangan lokal (tepung); pengembangan tepung untuk subtitusi impor; pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal; pengembangan sagu untuk energi terbarukan (bioetanol).
Pengembangan tepung sagu untuk konsumi lokal tahun anggaran 2020-2022 adalah penataan lahan 2.000 Ha dengan target produksi 6.000 ton tersebar di Riau 500 Ha produksi 1.500 ton, Maluku Utara 100 Ha produksi 300 ton, Papua 1.000 Ha produksi 3.000 ton, Papua Barat 400 Ha produksi 1.200 ton.
Pengembangan tepung sagu untuk subtitusi impor 2022-2024 200.000 ha terdiri dari Kabupaten Mappi Papua 150.000 Ha dan Kabupaten Sorong Selatan Papua Barat 50.000 Ha, target produksi 600.000 ton. Pengembangan gula cair untuk kemandirian lokal berlokasi Kabupaten Kepulauan Meranti Riau seluas 100 Ha. Dengan produksi pati sagu 300 ton maka dapat diproduksi gula cair 450.000 liter dan gula serbuk 150 ton.
Kelapa genjah pekarangan untuk kemandirian pangan, pengembangan eksisting tahun 2020-2022 1.005.000 batang terdiri dari Jawa 374.200 batang, Kalimantan 210.000 batang, Sulawesi 197.700 batang, Sumatera 94.010 batang, Bali 76.700 batang, Nusa Tenggara 39.300 batang, Maluku 8.300 batang, Papua 5.000 batang. Pengembangan kelapa genjah tahun 2022 Bojonegoro 200.000 batang; Nias, Nias Utara, Nias Selatan 100.000 batang; Medan 10.000 batang; daerah lain di Sumatera dan Jawa 690.000 batang total 1 juta batang.