2018, 16 Maret
Share berita:

Jangan bandingkan fungsi kelapa sawit terhadap lingkungan dengan hutan alam, karena tidak apple to apple tetapi jadinya apple to durian. Kalau bandingkan pengaruhnya terhadap lingkungan maka kelapa sawit dengan tanaman minyak nabati lain. Dodik Ridho Nurochman, Wakil Rektor IPB bidang kerjasama dan sistim informasi menyatakan hal ini dalam Sarasehen Sustainable Smart Plantations yang diselenggarakan IKA Alumni Faperta IPB.

Sebagai alumni Fakultas Kehutanan, Dodik mengakui pada awalnya dirinya juga anti kelapa sawit. Tetapi melihat kelapa sawit yang terbukti sebagai sumber devisa dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka dirinya sekarang sudah berubah.

Dengan pertumbuhan permintaan minyak nabati dunia yang semakin tinggi, bila kelapa sawit dimoratorium maka akan dipenuhi dari tumbuhan minyak nabati lain. Maka akan terjadi pembukaan lahan 10 kali lipat dari pembukaan lahan untuk kelapa sawit.

Masalah orang utan saat ini sudah bisa diatasi dengan adanya spot-spot konservasi orang utan di beberapa lokasi. Kedepan dengan bagusnya pengelolaan kawasan konservasi ini maka perlu dipikirkan mengatasi masalah over populasi orang utan. Dodik memperkirakan masalah ini pasti akan terjadi.

Meskipun demikian masih ada persoalan yang harus diatasi. Kesenjangan antara pendapatan yang diperoleh petani dan koperasi dengan perusahaan masih terlalu jauh. Harus ada upaya dari perusahaan untuk mendorong peningkatan pendapatan petani.

Masalah lainnya adalah upah buruh sawit. Dodik tidak sependapat kalau buruh kelapa sawit harus dibayar sesuai dengan UMR daerah setempat. Buruh kelapa sawit harus dihitung berbeda dengan menggunakan indeks khusus dengan perhitungan 1 orang menangani 5 ha.

Baca Juga:  APKASINDO HADIR UNTUK MEMBANTU PETANI