Jakarta, Mediaperkebunan.id
Studi Bank Dunia bulan September lalu menunjukkan bahwa tahun 2023 diperkirakan terjadi resesi ekonomi global. Tiga raksasa ekonomi yaitu Amerika Serikat, China dan Eropa ekonominya melambat dengan tajam. IMF juga memangkas proyeksi atau outlook pertumbuhan ekonomi global dari 2,9% menjadi 2,7%.
Presiden Jokowi juga menyatakan terjadinya ketidakpastian perekonomian global saat ini. Karena itu investasi yang diharapkan untuk mengatasinya.Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan sepertiga negara dunia akan mengalami tekanan ekonomi dalam 4-6 bulan kedepan dalam bentuk beban utang yang tinggi, lemahnya fundamental makro ekonomi serta isu stabilitas politik.
Bagi Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono, resesi yang dialami Indonesia mungkin agak ringan karena ekonomi domestik Indonesia yang besar membuat tidak terlalu tegantung pada ekonomi luar negeri. Meskipun demikian tetap harus ada kebijakan untuk menghadapinya.
“Hal yang harus dilakukan dalam situasi resesi global adalah mempertahankan daya beli masyarakat. Bila ekonomI stagnan dan ditambah inflasi tinggi maka daya beli akan menurun. Ini yang benar-benar harus dijaga,” katanya.
Paling penting adalah harus ada lapangan kerja. Kalau tidak tersedia lapangan kerja maka banyaknya orang tidak bekerja akan membuat daya beli turun. Daya beli orang yang bekerja pasti lebih tinggi dari pengangguran. Ekonomi Indonesia harus konsentrasi pada penyediaan lapangan kerja.
“Caranya dengan masuknya investasi baru. Investasi yang sudah ada harus diupayakan supaya tidak terjadi PHK. Harus dipertahankan supaya masyarakat tetap memiliki pekerjaaan. Ini hal penting yang harus menjadi perhatian pemerintah mengantisipasi resesi global,” kata Joko lagi.
Sektor-sektor perekonomian yang berpotensi menyediakan lapangan kerja harus dipertahankan. Investasi-investasi yang berpotensi menyerap tenaga kerja harus dipertahankan dan didapat. Kelapa sawit adalah salah satu aktivitas ekonomi yang investasinya di dalam negeri besar, juga saat ini memberi pekerjaan pada 17 juta orang.
Kelapa sawit sangat berpotensi untuk mempertahankan tenaga kerja yang sudah ada sekarang sehingga tidak terjadi penurunan daya beli. Maka kelapa sawit merupakan salah satu sektor andalan Indonesia untuk menangkal resesi.
Investasi pada sektor kelapa sawit harus tetap didorong supaya lebih banyak tenaga kerja yang diserap. Investasi yang sudah ada harus dipertahankan dan dilindungi. Kelapa sawit punya tingkat resilensi yang tinggi terhadap resesi. Sektor ini sangat berperan untuk mengurangi pengaruh resesi global terhadap masyarakat.
Pemerintah sendiri sudah melakukan upaya untuk mendorong investasi baru dan mempertahankan investasi yang sudah ada, misalnya dengan terbitnya Undang Undang Cipta Kerja (UUCK). UUCK menunjukkan pemerintah punya komitmen agar sektor usaha mendapatkan solusi atas permasalahan-permasalahan yang dihadapi sehingga bisa tetap bertahan.
“Masalahnya sekarang adalah implementasinya belum maksimal. Misalnya beberapa peraturan dibawahnya berupa peraturan pemerintah, peraturan menteri dari beberapa kementerian masih terlalu jlimet sehingga sulit dioperasionalkan di lapangan,” katanya.