Jakarta, Mediaperkebunan.id – Indonesia saat ini adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia seharusnya juga menjadi pemilik teknologi pengolahan minyak sawit paling unggul. Tetapi kenyataanya teknologi pengolahan minyak sawit di Indonesia tidak unggul.
“Itulah sebabnya saya sangat mendukung TPOMI (Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesia), Juli mendatang di Bandung, untuk memperkenalkan teknologi unggul pengolahan minyak sawit di Indonesia. Saya usul ada sesi khusus menampilkan teknologi terbaru. Dengan cara ini maka Indonesia diharapkan menjadi pemilik teknologi terunggul pengolahan minyak sawit,” kata DR Tatang Hernas, akademisi ITB dalam diskusi jelang TPOMI 2024. TPOMI 2024 diselenggarakan P3PI (Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia)dan Media Perkebunan tanggal 18-19 Juli di Holiday Inn Bandung.
Indonesia saat ini merupakan penghasil dan pengguna biodiesel terbesar di dunia. Seharusnya teknologi pengolahan biodiesel dan mutu biodiesel Indonesia menjadi acuan dunia. Tetapi hal ini belum terjadi.
Teknologi ektraksi minyak sawit dari tandan buah segar yang saat ini diterapkan di Pabrik Kelapa Sawit merupakan teknologi tahun 1920. Teknologi ini sangat boros energi. “Teknologi ini masih bertahan karena semua kebutuhan untuk energi dipasok oleh pohon kelapa sawit sendiri yaitu cangkang, tandan kosong dan lain-lain. Kalau penggunaan energi PKS bisa diefisienkan maka produk-produk ini bisa digunakan untuk keperluan lain yang lebih bernilai tambah,” katanya.
Dunia sejak 2014-2015 menyadari bahwa lemak nabati sawit dan tanaman tropis lainnya ternyata sama dengan hidrokarbon. Hidrokarbon merupakan penyusun utama minyak bumi yang mendominasi bisnis energi dunia.
Minyak sawit sejak digunakan untuk produk pangan dan industri oleokimia, bila ada kelebihan maka diolah untuk energi. Karena itu dunia melirik minyak biji karet untuk diolah menjadi hidrokarbon, meskipun prosesnya lebih susah bila dibanding minyak sawit. Ada potensi 5.9 juta minyak biji karet dari seluruh kebun dan HTI karet di Indonesia. Sedang Indonesia belum menyadari ini.
.