Ironis jika masih ada yang menganggap peran sub sektor perkebunan belum penting. Padahal secara nasional, saat ini dari 15 komoditas perkebunan yang penting telah memberikan kontribusi sebesar Rp 429 triliun terhadap PDB nasional. Nilai itu lebih besar dari kontribusi sektor minyak dan gas (migas).
Hal tersebut dinyatakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, Bambang, dalam Rapat Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan 2017 Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjar Baru, Kalsel, Selasa (24/10). Rapat itu dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, dan seluruh kepala dinas yang membidangi perkebunan kabupaten di Kalsel.
Bambang mengatakan, sebagai besar orang belum menganggap perkebunan itu penting. “Padahal secara nasional aktivitas pekebunan itu melibatkan setengah jumlah penduduk kita,” ujarnya.
Menurut Bambang, begitu besarnya peran perkebunan tanpa disadari saat ini Indonesia dalam ancaman. Setelah energi fosil berangsur habis, Indonesia adalah negara yang produktif dan efisien menghasilkan energi masa depan, energi baru terbarukan.
“Oleh karena itu, hendaknya menjadi kesadaran bagi kita semua bahwa manakala kita tidak melakukan sesuatu perubahan besar buat perkebunan, perkebunan Indonesia sesungguhnya dalam ancaman. Tapi sebaliknya kalau kita mampu memanege perkebunan ini dengan baik, Insya Allah perkebunan akan menjadi fondasi yang kuat bagi kesejahteraan kita,” ungkap Bambang.
Hanya saja, Bambang menyesalkan, justru perkebunan yang banyak diterpa isu-isu merusak lingkungan. Saat ada isu kebakaran yang diterpa adalah perkebunan. Ada kerusakan, deforestasi, kemarau panjang, yang disalahkan perkebunan. “Ini harus kita luruskan semua. Semua itu hanya upaya secara sistematis untuk mematikan industri perkebuan di tanah air kita ini,” tandasnya.
Bambang menegaskan, tidak benar jika perkebunan Indonesia itu sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Justru perkebunan adalah pelopor keselestarian lingkungan yang harus diberikan apresiasi. (YR)