Meningkatkan kompetensi para planter menjadi focus Indonesian Planters Society (IPS) saat ini. Karena tantangan perkebunan ke dapan semakin tinggi. Kehadiran IPS merupkan wadah bagi seluruh pekerja profesionalisme perkebunan di Indonesia.
Demikian dikatakan Ketua Umum IPS, Zulham S Koto, dalam Seminar Nasional Planter Indonesia di Yogyakarta, Rabu (1/8). “Kehadiran IPS merupakan gagasan dari seluruh planter di Indonesia, khususnya bagi panters di sektor perkebunan kelapa sawit supaya sektor tersebut berdaya saing tinggi dan efisien serta berkelanjutan menjadi tujuan utama,” tuturnya.
Zulham mengatakan, IPS yang sudah berbadan hukum pada Mei 2018 merupakan wadah organisasi profesi yang berkarya di perkebunan. Kehadiran IPS bertujuan untuk menyampaikan keberhasilan planter dalam membangun sektor komoditas, termasuk pengembangan profesonalitas para planter.
Menurut Zulham, dengan luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 14 juta hektar, kehadiran di dalamnya perlu ada pembinaan agar bisa menghasilkan profitibilitas tinggi bagi pengusaha. “IPS harus berbeda dengan yang lain agar misinya berhasil,” tukasnya.
Dibanding Malaysia, lanjut Zulham, Indonesia tertinggal jauh dalam mengembangkan asosiasi palntersnya. Karena itulah guna mengejar ketertinggalan, IPS akan berfokus pada peningkatan kompetensi bagi pekerja perkebunan.
Seminar yang dselengarakan IPS yang baru berusia tujuh bulan ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai pekerja perkebunan di seluruh Indonesia. Rencananya setiap tahun IPS akan mengadakan seminar di berbagai tempat dengan berbagai topik perkebunan. (YR)