Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) menggandeng Penerbit Buku Kompas meluncurkan buku dengan judul “Sawit, Anugerah Yang Perlu Diperjuangkan” di Jakarta, Kamis (5/8/2024). Buku ini ditulis dengan keyakinan bahwa industri sawit di Indonesia akan terus eksis keberadaannya karena 16 juta penduduk Indonesia bergantung pada industri sawit. Buku “Sawit, Anugerah Yang Perlu Diperjuangkan” ini juga menceritakan sejarah panjang bangsa Indonesia dari tahun 1991 hingga menjadi primadona sampai saat ini. Tak hanya itu, terdapat pula sepak terjang BPDPKS dalam memastikan keberlangsungan industri sawit nasional.
“Dalam perjalanannya komoditi sawit kalau dilihat dari statistik masyarakat Indonesia sebanyak 16 juta penduduk Indonesia hidup dari komoditi ini. Kalau dibilang layak untuk diperjuangkan ya memang layak, aneh kalau kita tidak memperjuangkannya,” kata Dr. Darmin Nasution, SE, DEA selaku dewan IPOSS dalam sambutannya.
Kemajuan hilirisasi sawit telah menghasilkan berbagai produk turunannya yang sudah banyak membantu masyarakat. Selain menjadi bagian penting dalam kebutuhan pangan, sawit juga banyak digunkan untuk kosmetik, bahan kesehatan, hingga biodiesel. Kedepannya sawit akan mempunyai potensi besar sebagai bahan bakar bioavtur untuk penerbangan dunia.
Tetapi prestasi ini tidak digapai dengan mudah. Industri sawit Indonesia telah mengalami jatuh bangun dalam mewujudkannya. Contohnya pada tahun 2011 terjadi pasokan berlebih dari CPO Indonesia dan tidak diimbangi dengan daya beli pasar global sehingga menyebabkan ambruknya harga CPO.
Terdapat pelajaran yang bisa diambil mengenai kebijakan untuk menyeimbangkan supply dan demand. Harus diciptakan permintaan untuk membantu harga CPO tetap stabil. Dalam mewujudkannya maka hilirisasi industri sawit harus diperluas. Terutama dengan kebutuhan produksi pangan dann energi terbarukan, teramsuk yang paling penting campuran biodiesel.
“Kita kemudian mendorong produksi biodiesel untuk menaikan demand. Dari tahun 2011 – 2015 adalah periode untuk belajar dan kita berhasil. Kita berhasil dari tahun 2015 memprouksi b7 dan dalam kurang waktu 10 tahun kita sudah mencapai b35,” ungkapnya.
Tantangan untuk menjaga keseinambungan industri sawit nasional terutama untuk menjaga kesejahteraan petani sawit juga bersumber dari eksternal. Yang dimana pada akhir 2024, Uni Eropa akan memberlakukan kebijakan atar European Union Deforestation Regulation (EUDR). Peraturan ini membuat berbagai komoditi termasuk sawit akan sulit untuk masuk pasar Uni Eropa kecuali mampu memenuhi aturan tentang bebas deforestasi.
Berbagai tantangan dan peluang kedepannya akan begitu nyata dan luas. Apabila tidak dimanfaatkan dengan baik, maka bisa merugikan industri sawit dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu lahir buku “Sawit, Anugerah Yang Perlu Diperjuangkan” untuk mengajak semua pelaku dan pemangku kebijakan untuk bersama – sama menciptakan dan memelihara ekosistem kelapa sawit dari hulu dan hilir ke arah yang lebih baik lagi.