Badung, Media Perkebunan.id
Industri kelapa sawit saat ini masih menghadapi berbagai tantangan terkait situasi global dan isu keberlanjutan. Dalam menghadapi tantangan ini, pelaku usaha industri kelapa sawit perlu melakukan inovasi dan transformasi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, serta memperkuat hubungan antar pemangku kepentingan. Selain itu, penting untuk mempromosikan praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam rantai pasokan kelapa sawit. Edwin Syah Putra Lubis, Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit menyatakan hal ini pada pembukaan International Oil Palm Conference (IOPC) yang Ketujuh di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Selasa (14/3).
IOPC yang ketujuh dengan tema “Coping The Matters, Ensuring The Future”, diharapkan dapat memberikan wawasan dan strategi baru bagi pemangku kepentingan industri kelapa sawit untuk menghadapi berbagai tantangan-tantangan ditengah ketidakpastian ekonomi global dan memastikan keberlangsungan industri kelapa sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa depan. IOPC merupakan konferensi internasional yang membahas perkembangan isu, riset dan gelar teknologi perkelapasawitan terkini yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali sejak 1998.
Berlangsung selama 3 hari, Acara ini dihadiri oleh 900 peserta yang berasal dari 14 negara. Acara ini dilaksanakan dengan serangkaian acara meliputi 3 (tiga) Plenary Lectures dan 3 (tiga) Breakout Session yang didukung oleh 72 pembicara dan 112 scientific posters. Topik Breakout Session dalam IOPC 2022 ini terdiri atas 3 (tiga) bidang, yaitu (a) Agriculture and Biotechnology; (b) Product Development, Processing Technology, and Bioenergy; dan (c) Environment, Socio Economics, and Business.
Para peserta juga dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang teknologi terbaru dalam produksi kelapa sawit yang ramah lingkungan dan manajemen risiko bisnis. Di samping itu, melalui pameran dan klinik sawit, para peserta juga diajak untuk berdiskusi, berbagi pengalaman dan membentuk jejaring dengan sesama pelaku industri kelapa sawit dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi saat ini.
Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kehutanan dan Perkebunan, Kementerian BUMN, Rachman Ferry Isfianto yang berbicara mengenai pentingnya untuk melanjutkan semangat keberlanjutan kelapa sawit untuk menjawab tantangan saat ini dan menjamin keberlanjutan industri kelapa sawit di masa depan. Rachman menekankan bahwa PTPN Group harus memberikan manfaat pada kesejahteraan masyarakat sekitar.