Inhil, Mediaperkebunan.id
Masalah utama yang dihadapi petani kelapa di Indragiri Hilir (Inhil) saat ini adalah kebun kelapa tergenang karena air laut pasang juga intrusi air laut di daerah pesisir dan hama monyet. Burhanudin Raffik, petani kelapa di Inhil menyatakan hal ini.
Penurunan produksi memang biasa terjadi pada periode tertentu tetapi saat ini penyebab utama adalah pasang air laut. Semakin banyak kebun kelapa yang rusak sehingga produksi turun. Petani tidak bisa menanggulangi masalah ini sendiri karena perlu biaya besar sehingga perlu bantuan pemerintah.
Masalah lain yang dihadapi adalah hama monyet. Tanpa bermaksud menuduh pihak lain, saat ini hutan bakau yang merupakan ekosistem monyet banyak ditebang untuk pembangunan kebun kelapa sawit dan yang lain. Akibatnya monyet pindah ke kebun kelapa sekitarnya karena kebutuhan pakan bisa didapat. Selain itu ketika harga kelapa jatuh tahun 2018 banyak petani tidak mengurus kebun kelapanya, bentuknya seperti hutan dan banyak monyet yang masuk.
Kalau dulu hama monyet berasal dari hutan dan menyerang kebun kemudian kembali ke hutan, sekarang monyetnya sudah tinggal di kebun kelapa. Ada seorang petani yang punya kebun kelapa 100 ha saat ini sama sekali tidak berproduksi karena sudah jadi wilayah monyet.
“Saya sendiri punya 5 ha kebun kelapa dengan populasi 600 pohon produksi 24.000 butir sekarang tinggal 5000 butir. Dulu bisa menghasilkan 20 ton kopra sekarang tinggal 3 ton. Pekerja di kebun sudah tidak mampu lagi memanen karena monyet makan buah kelapa, kalau sudah habis kelapa kecil yang berukuran sekepalan tangan, bunga kelapa dan pucuk juga ikut dimakan,” katanya.
Upaya pengendalian saat ini hanya ditembak saja tetapi tidak efektif karena monyet akan pindah ke kebun kelapa lain disekitarnya. Pernah ada upaya membuat perangkap monyet massal menggunakan dana desa, tetapi tidak berlanjut karena monyet termasuk binatang yang dilindungi. “Saya sampai komentar ke pemerintah lebih penting mana monyet atau manusia,” katanya.
Untuk mengatasinya perlu ada tindakan bersama antara dinas perkebunan dengan instansi yang membawahi kehutanan baik dinas kehutanan maupun Balai Konservasi Sumber Daya Alam, KLHK. Perlu dicari jalan keluar mengendalikan hama monyet tanpa melanggar regulasi kehutanan. Petani secara sendiri-sendiri sudah melakukan pengendalian, juga ada program dari dinas perkebunan, tetapi belum berhasil.
Kalau kondisi ini terus belanjut maka tidak ada pilihan lain bagi petani kelapa selain mengkonversi kebunnya dengan tanaman yang tidak disukai monyet. “Saat ini perkebunan kelapa sawit berkembang pesat di Inhil. Kita tinggal menjadi mitra perusahaan maka kebun kelapa kita ditebang dan dijadikan kebun sawit mitra perusahaan. Atau kalau mandiri kita tanam pinang saja. Akibatnya luas kebun kelapa di Inhil akan semakin berkurang,” katanya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perkebunan Inhil, Sirajudin Halim mengatakan untuk mengatasi kebun kelapa yang tua dan rusak akibat instrusi air laut dan hama kumbang, dengan APBD kabupaten ada pekerjaan swakelola pembangunan tanggul mekanik sepanjang 100 km. Program lain adalah peremajaan kebun kelapa masyarakat dengan bantuan bibit, pupuk dan pestisida menggunakan APBD Inhil. APBD Provinsi Riau dan APBN Ditjenbun. Luas tanaman tua dan rusak mencapai 55.000 ha.
Karateristik lahan perkebunan kelapa di Inhil menurut HM Wardan, Bupati Inhil, adalah sebagian besar merupakan daerah muara sungai dan dipengaruhi oleh pasang surut air. Juga di lahan gambut yang mudah mengalami proses penurunan lapisan tanah, karena itu sangat tergantung pada sistim trio tata air yang baik.
Trio tata air terdiri dari saluran yang berfungsi sebagai drainase dan menghanyutkan kelapa yang sudah dipanen menuju tempat pengumpul; tanggul yang berfungsi sebagai penahan air pasang untuk tidak masuk ke lahan perkebunan sekaligus bisa juga sebagai badan jalan untuk petani; pintu klep berfungsi untuk mengeluarkan air secara otomatis jika permukaan air dalam tanggul lebih tinggi daripada di luar sebaliknya jika di luar lebih tinggi (air pasang) pintu air akan menutup.
Kebun kelapa di Inhil dapat dipetakan menjadi wilayah pesisir dimana kerusakan tanaman kelapa disebabkan genangan akibat masuknya air pasang ke lahan perkebunan dan wilayah daratan yang tidak mendapatkan cukup aliran air karena saluran baik primer, sekunder, tertier yang tersumbat akibat pendangkalan dan ditumbuhi gulma, pada musim hujan lahan akan tergenang.
.