2024, 20 November
Share berita:

Bogor, mediaperkebunan.id – Seluruh kekuatan diminta fokus pada tiga sektor utama yang diprioritaskan Presiden Prabowo Subianto yakni swasembada pangan, energi dan air. Intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) diharapkan mendukung mewujudkan swasembada pangan.

Demikian diungkapkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam Seminar Nasional bertema ‘’Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras’’ di Bogor, Selasa (19/11/2024).,

Menurut Menko Pangan Zulhas, keterlibatan perguruan tinggi, lembaga riset dan perusahaan perkebunan kelapa sawit sangat penting dalam mendukung program swasembada pangan melalui intercropping Padi Gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR).

Lebih lanjut Zulhas mengatakan, keseriusan Presiden Prabowo dalam tiga program prioritas itu sudah ditegas dalam berbagai forum, termasuk di forum APEC, dan G20. “Oleh karena itu Presiden Prabowo meminta seluruh kekuatan untuk difokuskan di tiga sektor ini,” tukasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PTPTN Holding Mohammad Abdul Ghani mendorong ketersediaan lahan sawah padi gogo di semua perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional. Karena pemenuhan kebutuhan lahan sawit di perkebunan sawit rakyat tidak cukup untuk mewujudkan swasembada pangan.

Menurut Abdul Ghani, ketersediaan lahan sawah bagi padi Gogo tidak hanya berasal dari Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) semata. Lahan padi Gogo juga dapat diperluas pada perusahaan perkebunan kelapa sawit nasional yang melakukan peremajaan tanaman sawitnya.

Sebagai BUMN, kata Abdul Ghani, keberadaan PTPN Holding senantiasa mendukung semua program pemerintah. “Kita harus memastikan ketersediaan lahan sawah padi Gogo, supaya dapat memenuhi kebutuhan beras nasional bagi rakyat Indonesia,” ujarnya.

Dekan Fakultas Pertanian IPB University Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr mengungkapkan, beberapa tantangan pembangunan pertanian tahun 2024–2029 di antaranya perubahan iklim, kondisi perekonomian global, gejolak harga pangan global, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk, aspek distribusi dan alih fungsi lahan.

Baca Juga:  Apkasi dan Bukalapak Sepakat Onlinekan UKM

Sebagai salah satu solusinya, IPB University dari hasil risetnya telah memiliki varietas IPB 9 Garuda (padi gogo) dengan keunggulan produktivitas tinggi yaitu 11,3 ton per hektare (ha) GKP. Varietas ini sudah dikembangkan di seluas 500 ha di Kampung Inovasi di daerah Subang dengan menerapkan sistem produksi padi sawah cerdas, deteksi pintar kesehatan padi, Smartsteeds: layanan pintar pemupukan dan irigasi.

Menurut Suryo, skstensifikasi lahan untuk penanaman padi gogo menjadi hal yang mendesak karena sebagai kompensasi hilangnya sawah produktif di Jawa, perlu stok beras, mengejar posisi sebagai lumbung pangan dunia, potensi yang ada di lahan sawit dapat dimanfaatkan hingga TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) 3, tahun I.
Guna mendukung program swasembada pangan pemerintahan Prabowo Subianto, PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN), bersama Holding Perkebunan Nusantara, dan IPB University menggelar seminar nasional dengan tema “Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras“, yang diadakan di Bogor, pada Selasa (19 November 2024).

Selain Dekan Faperta IPB Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr, turut hadir Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.Si (Guru Besar Departemen Agronomi, IPB University), Dr. Misnawi (PT RPN), Sumaryanto, S.P., M.Si. (Pusat Penelitian Kelapa Sawit – PT. RPN), Ratnawati Nurkhoiry M.Sc (PT. RPN), yang dipandu oleh Dr. Tungkot Sipayung – PASPI.