2022, 7 Desember
Share berita:

Yogyakarta, Mediaperkebunan.id

Instiper Bersama dengan PTPN Holding, akan menyelenggarakan Forum Diskusi Gula Indonesia (FDGI-2-022). Forum ini akan diselenggarakan pada hari, Jumat, 9 Desember 2022, bertempat di grha Instiper, kampus Instiper Maguwoharjo. FDGI akan mengundang narasumber yang kompeten sesuai kebutuhan, serta mengundang para pelaku industri gula. Demikian disampaikan oleh Dr. Purwadi, Senior Policy Analist Instiper Jogya.

Ketahanan pangan menjadi hal yang strategis bagi ketahanan dan kedaulatan negara. Pengalaman menunjukan krisis pangan pada suatu negara dapat menjadi pemicu terjadinya krisis politik yang dapat memicu perpecahan dan kedaulatan negara. Selain pangan ketahanan energi nasional juga menjadi hal strategis karena menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya krisis ekonomi yang berlanjut krisis politik dan beresiko terjadi keruntuhan kedaulatan negara.

Indonesia sebagai negeri berkembang yang sedang dalam proses tinggal landas menuju negara maju masih membutuhkan kebijakan strategis terkait ketahanan pangan. Pangan harus tersedia dalam jumlah cukup di sepanjang waktu, dengan mutu yang baik, serta harga terjangka dan stabil menjadi hal utama untuk membangun pertumbuhan dan stabilitas pembangunan ekonomi.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050 diramalkan akan mencapai 300 Juta. Hal ini membutuhkan ketersediaan pangan yang besar, dan harus dipikirkan mulai sekarang. Indonesia sebagai negara tropika dengan kelimpahan sumberdaya alam dan biota, keragaman jenis tanah yang subur, keragaman ketinggian tempat dan agroklimat, seharusnya mampu menyediakan pangan, melakukan swasembada pangan bagi kebutuhan penduduknya.

Gula menjadi komoditas strategis kebutuhan pangan dan energi terbarukan. Produksi gula saat ini baru berkisar 2.5 juta ton, sedangkan kebutuhan untuk konsumsi dan industry mencapai 6 Juta ton. Khusus kebutuhan konsumsi masyarakat saat ini sekitar 2.7 – 3 juta ton, artinya produksi nasional masih belum mencukupi kebutuhan. Indonesia memiliki BUMN Agro dan Kehutanan dapat ditugaskan untuk menyediakan pangan. Yang dibutuhkan adalah melakukan kolaborasi dan harmonisasi antar BUMN Agro, BUMN kehutanan dan petani.

Baca Juga:  Holding PTPN III Terus Komitmen Danai Riset Perkebunan

Membangun kemandirian gula nasional, merupakan tantangan besar karena masalah industri gula saat ini bersifat struktural. Namun demikian harus bisa diselesaikan mengingat kemandirian produksi gula nasional harus diwujudkan.

Tantangan untuk menyelesaikan masalah struktural, membutuhkan pola pikir baru, membutuhkan cara-cara baru, bisnis proses baru, bisnis model baru. Oleh karenanya kita perlu membangun ekosistem baru. Ekosistem baru diperlukan karena masalah yang bersifat struktural tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa, rutin, “business as usual”.

Sumberdaya yang saat ini tersedia sudah berubah, sumberdaya lahan, sarana dan parasarana pertanian sudah berbeda, kondisi agroklimat sudah berubah, sumberdaya manusia trampil sudah terbatas, sumberdaya teknologi melimpah. Bahkan jika pada saatnya perluasan lahan dilakukan, kondisi sumberdaya yang baru, juga tidak sama seperti yang berlangsung saat ini.

Kita membutuhkan eksosistem, sebuah ekonsistem yang harmoni dari semua pihak (stakehoder) terkait untuk membangun kemandiran gula nasional. Apa yang sekarang dilakukan tidak mampu meningkatkan produksi, produktivitas, ketersediaan untuk membangun kemandirian gula nasional, perlu cara-cara baru, proses bisnis baru, model bisnis baru.

Entry point untuk menghadapi tantangan ini adalah membangun pengetahuan, pemahaman bersama, melakukan kolaborasi antar pihak agar integrasi dan sinergitas bisa diwujudkan dalam sistem industri gula nasional. Forum Diskusi Gula Indonesia akan mengajak semua pihak untuk melakukan kolaborasi, kerjasama, berkontribusi membangun kemandirian gula nasional, melalui cara-cara baru, proses bisnis baru, model bisnis baru.

Target Forum Gula Indonesia, (1) untuk membangun harmonisasi dalam kolaborasi yang terintegrasi dan sinergis untuk meraih efektifitas proses dan efisiensi ekonomi. (2) Melakukan pemetaan kesiapan BUMN Agro dan para pihak terkait, serta menyusun rencana aksi dan program aksi membangun Kemadirian Gula Nasional. (3) Sosialisasi rencana-rencana transformasi BUMN Agro dan Kehutanan dalam membangun Kemandiran Gula Nasional.

Baca Juga:  PTPN X TINGKATKAN ENGAGEMENT DENGAN PETANI

Forum diskusi ini akan mengundang sekitar 150 peserta terdiri: Perusahaan Perkebunan di lingkungan BUMN Agro dan Kehutanan; Lembaga Penelitian Agrokomplek, Perguruan Tinggi Agrokomplek, Pemerintah dan pihak terkait lainnya.