Pacitan, mediaperkebunan.id – Belum banyak yang tahu kalau Desa Temon yang terletak di Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, sudah ditetapkan sebagai Desa Devisa oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.
Ini semua terjadi karena Desa Temon telah mampu menjadi sentra perkebunan dan industri kecil menengah (IKM) berbasis aren, sekaligus mampu memproduksi gula aren yang sudah go international. Hal ini, seperti keterangan tertulis yang diterima Mediaperkebunan.id, Minggu (9/3/2025), dibuktikan dengan keikutsertaan CV. Gula Aren Temon yang berpusat di Desa Temon dalam pameran berskala internasional.
“Yaitu Trade Expo Indonesia 2024 dan beberapa pameran di mancanegara seperti Jepang,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita.
Pada tahun 2025, kata Reni Yanita, CV Temon Agro Lestari telah melakukan ekspor perdana ke Belanda berupa 5.000 buah atau pieces kemasan pouch 200 gram yang menggunakan label Gula Aren Temon.
“Permintaan terkait gula aren Desa Temon terus berlanjut hingga saat ini,” tutur Reni Yanita lebih lanjut.D
irjen IKMA menuturkan, dalam rangka memenuhi persyaratan ekspor ke berbagai negara tujuan, CV. Temon Agro Lestari telah memiliki berbagai sertifikasi.
“Seperti Global Standards (GS) 1, Halal, Good Manufacturing Practice (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Japanese Agriculture Standards (JAS), dan United States Department of Agriculture (USDA),” urai Reni Yanita lagi.
“Saat ini, CV. Agro Temon Lestari sedang menjajaki pasar di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dengan terlebih dahulu melakukan pengurusan sertifikasi General Administration of Customs of China (GACC),” ungkap Reni Yanita.
Kata dia, GACC merupakan sertifikasi wajib yang harus dilakukan oleh perusahaan yang ingin mengekspor produk pangan ke RRT. Reni menjelaskan, pada tahun 2024 Ditjen IKMA bekerjasama dengan LPEI menyelenggarakan berbagai fasilitasi untuk mendukung peningkatan daya saing produk gula aren di Sentra IKM Desa Devisa tersebut.
Fasilitasi yang dilakukan, yaitu melalui kegiatan pendampingan teknis produksi dan sistem keamanan pangan, serta fasilitasi mesin/peralatan produksi berupa oven. Kemudian, kata dia lagi, meja sortasi, meja preparasi stainless steel, mesin kristalisator, wajan aluminium, fasilitasi pendukung lainnya. Selain itu, fasilitasi keramik dalam rangka pembangunan dapur bersih bagi pengrajin gula aren.
“Dengan berbagai fasilitasi tersebut, diharapkan dapat menjadi bekal produk gula aren Desa Temon untuk menembus pasar ekspor,” ungkapnya.
Serangkaian kegiatan pembinaan yang telah dilakukan tersebut berhasil meningkatkan kualitas produk gula aren dan pangsa pasar ekspor produk gula aren Desa Temon. Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho menambahkan, keberhasilan pembinaan produk gula aren di Desa Temon telah membuktikan bahwa sinergi yang dilakukan oleh Ditjen IKMA dan LPEI sudah tepat dalam melakukan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa.
Selain itu, sinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan yang berperan aktif untuk melakukan pengawasan secara intensif terhadap keberlanjutan usaha produksi gula aren juga mendukung pelaksanaan program Sentra IKM Desa Devisa.
Ke depannya, diharapkan agar sinergi tersebut dapat terus berlanjut melalui pelaksanaan pembinaan kepada Sentra IKM Desa Devisa di daerah lainnya yang memiliki produk potensi ekspor.
“Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap calon Sentra IKM Desa Devisa terkait kesiapan produk, kelembagaan, infrastruktur, dan dukungan Pemerintah Daerah sehingga pembinaan yang akan dilakukan dapat tepat sasaran dan optimal,” tegas Bayu Fajar Nugroho.