2nd T-POMI
2021, 28 September
Share berita:

JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Tingginya permintaan kakao baik di dalam ataupun luar negeri, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) konsisten dalam mengembangkan komoditas kakao seluas 3.000 hektar (Ha). Pengembangan itu di antaranya kegiatan peremajaan, dan perluasan.

“Melihat tingginya permintaan kakao, maka kita terus untuk meningkatkan produksi, terlebih tanaman kakao yang ada di dalam negeri sebagian besar dimiliki oleh petani. Artinya dengan meningkatkan produksi maka akan meningkatkan ekonomi petani,” tegas Heru Tri Widarto.

Heru menyebutkan, kegiatan kakao untuk tahun 2021 meliputi peremajaan seluas 2.975 Ha, perluasan tanaman seluas 200 Ha, sehingga totalnya mencapai 3.175 Ha. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut maka akan berdampak kepada peningkatan biji kakao nasional.

Lebih lanjut Heru memaparkan, pengembangan komoditas utama perkebunan akan dikoordinasikan dalam program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida). Diharapkan produksi dapat meningkat sebesar 35%, nilai ekspor 300 persen, penyerapan tenaga kerja perkebunan sebesar 25 persen, peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) perkebunan 25 persen.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada 2019, volume ekspor biji kakao adalah kakao butter (HS 18040000) sebesar 40,44 persen dari total ekspor, tepung kakao (HS 18050000) sebesar 24,47 persen , kakao paste (HS 18032000) sebesar 13,89 persen, dan biji kakao (HS 18010000) sebesar 8,60 persen.

Ekspor kakao Indonesia menjangkau lima benua yaitu Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Australia dengan pangsa utama di Asia. Pada tahun 2019, lima besar negara pengimpor kakao Indonesia adalah Malaysia, Amerika, India, China, dan Belanda.

Volume ekspor ke Malaysia mencapai 80,59 ribu ton atau 22,48 persen dari total volume ekspor kakao Indonesia dengan nilai USD 172,58 juta. Peringkat kedua adalah Amerika Serikat, dengan volume ekspor sebesar 61,77 ribu ton atau 17,23 persen dari total volume kakao Indonesia dengan nilai USD 285,68 juta.

Baca Juga:  Awas, Benih Ilegal Dapat Menularkan Penyakit

Program Grasida ditargetkan ekspor tujuh komoditas meningkat tiga kali lipat. Ekspor komoditas kopi pada 2018 mencapai US$ 818 juta dan ditargetkan naik tahun 2024 sebesar US$ 3.250. Kakao naik dari 1.246 (2018) menjadi US$ 4.132 pada 2024. (YR)