JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Jika Pemerintah dapat mengoptimalkan industry kelapa sawit dan karet, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,5 persen. Kedua komoditas perkebunan itu berperan besar dalam industri pengolahan.
Hal tersebut dikatakan Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Andry Satrio Nugroho dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (6/7). Menurutnya, pemerintah harus mengoptimalkan komoditas kelapa sawit dan karet agar industri pengolahan pada 2020 dapat meningkat.
Menurut Andry, kelapa sawit dan karet merupakan dua komoditas yang berperan besar dalam industri pengolahan. “Selama industri karet dan sawit kita tidak diperbaiki maka selama itu juga kita tidak dapat mengharapkan industri yang selayaknya,” katanya.
Saat ini, lanjut Andry, dari ekspor maupun permintaan domestik, kedua komoditas tersebut sedang tertekan sehingga realisasi industri pengolahan pada 2019 tertekan. Industri terbesar mengandalkan sawit dan karet. Namun saat ini komoditas itu dari segi ekspor dan permintaan domestik tidak besar.
Andry mengatakan, jika pemerintah dapat mengoptimalkan komoditas kelapa sawit dan karet maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5 persen. “Kita bisa tumbuh 5 persen-5,5 persen kalau industri sawit dan karet dioptimalkan,” tukasnya.
Menurut Andry, hilirisasi kelapa sawit di dalam negeri harus terus digenjot dan tidak cukup hanya mengandalkan B20 dan B30. Demikian juga dengan ekspor CPO saja karena Eropa sudah melarang. “Ini menjadi kendala kita saat ini,” tandasnya. (YR)