Jakarta, mediaperkebunan.id – Indonesia lancarkan upaya untuk tingkatkan pasar ekspor minyak sawit ke negeri Nigeria. Indonesia, melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Nigeria, telah menggelar Indonesia Expo di Kano untuk pertama kalinya.
Acara tersebut terlaksana pada Selasa, 20 Agustus 2024, oleh Duta Besar RI untuk Nigeria, Dr. Usra Hendra Harahap. Pameran berlangsung di Afficient Event Center, Kano State, yang merupakan negara bagian dengan populasi terpadat di Nigeria.
Partisipan acara Expo ini terdiri dari berbagai perusahaan yang menawarkan produk asal Indonesia. Baik yang masih berbasis di Indonesia maupun yang telah memiliki basis operasional di Nigeria atau negara-negara Afrika lainnya, seperti Ghana, Ethiopia, dan Kenya.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan expo, dengan Fahmi Aris Innayah sebagai Kepala Kanselerai dari KBRI. Kemudian melakukan kunjungan ke Kano Free Trade Zone bersama Ketua Asosiasi Pedagang Kano Kascote, Hassan Tahir Yaro, yang disambut oleh Direktur Kano Free Trade Zone, Muazu Musa Sahabi, serta Controller Bea Cukai setempat.
Pemerintah Nigeria menyampaikan keinginannya untuk menawarkan penanaman modal bagi pengusaha Indonesia dengan memberikan berbagai kemudahan, seperti pengurangan pajak, pembebasan PPN, bebas bea impor, serta jaminan keamanan tambahan bagi investor yang berinvestasi di Free Trade Zone di Kano.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, dalam kesempatan tersebut menyampaikan niat baik Indonesia untuk menjalin hubungan yang lebih erat dengan Nigeria. Hal ini akan tertulis dalam Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Produksi Kelapa Sawit Nasional Nigeria (NPPAN) pada Jumat, 23 Agustus 2024.
Wakil Sekretaris Jenderal GAPKI, Lolita Bangun, juga mendorong Pemerintah Nigeria untuk tidak hanya menawarkan keuntungan bagi para investor. Melainkan, memberikan bantuan konsultasi guna mengatasi berbagai tantangan investor Indonesia.
Pada pameran sebelumnya, terdapat minat dari pengusaha Nigeria untuk membangun pabrik penyulingan minyak sawit mereka sendiri. Untuk mendukung hal ini, pengusaha Nigeria diundang untuk menghadiri Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2024 di Bali pada 6-8 November. Hal ini guna bertemu dengan para pemasok yang dapat memenuhi segala kebutuhan produksi dan investasi di industri kelapa sawit.
Total ekspor minyak sawit Indonesia ke Afrika mencapai 4,2 juta ton pada tahun 2023, dengan 94 ribu ton akan di-ekspor ke Nigeria. Perlu upaya untuk meningkatkan angka tersebut, mengingat Nigeria adalah negara terbesar di Afrika dengan populasi mencapai 232 juta jiwa. Kemudian kebutuhan minyak untuk industri dan rumah tangga juga terus meningkat. Selain itu, Nigeria juga memiliki potensi menjadi hub perdagangan bagi negara-negara tetangganya seperti Benin, Niger, Chad, Kamerun, Burkina Faso, dan Togo.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos, Immanuel Lingga, menyatakan bahwa dengan keterlibatan Indonesia dalam membantu petani kelapa sawit di Nigeria, akan secara langsung meningkatkan kesejahteraan mereka.
Hal ini juga akan memperkuat citra positif kelapa sawit di mata dunia, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan di pasar Eropa. Kesamaan pandangan antara Indonesia dan Afrika sangat penting sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi kampanye negatif terhadap kelapa sawit yang selama ini datang dari Eropa.