Jakarta, mediaperkebunan.id – Indonesia menjadi raja pasar global untuk ekspor komoditas perkebunan kemiri dalam beberapa tahun terakhir ini, mengalahkan dua negara besar yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Amerika Serikat (AS).
Menurut pihak Kementerian Koperasi (Kemenkop) seperti dikutip Mediaperkebunan.id, Senin (14/4/2025), peluang ekspor dari seluruh dunia mencapai angka 603, dilakukan oleh 113 eksportir global ke 130 pembeli di berbagai negara.
Kemiri sebagai komoditas perdagangan internasional masuk ke dalam kode komoditas ekspor 0802Xd Nuts, n.e.s. Secara global, Australia, Singapura, dan Malaysia menjadi tujuan ekspor yang utama ekspor .
Fakta di atas cukup menarik karena menunjukkan adanya preferensi regional dan permintaan spesifik terhadap kemiri di kawasan Asia Pasifik.
Hubungan perdagangan yang erat antara negara-negara ini dan Indonesia, sebagai produsen utama, memainkan peran penting dalam aliran komoditas ini.
Indonesia mendominasi pangsa pasar ekspor kemiri dengan 544 pengiriman, diikuti oleh RRT dengan 25 pengiriman, dan AS yang berada di posisi ketiga dengan 11 pengiriman.
Posisi Indonesia sebagai produsen utama tidak mengherankan mengingat kondisi geografis dan iklim yang mendukung pertumbuhan kemiri secara alami.
Perlu diketahui bahwa pengiriman ekspor kemiri dikategorikan ke dalam tiga kode HSN utama, yaitu HSN 08029000; HSN 61091020; dan HSN 09109990.
Kode-kode ini mencakup berbagai produk dan derivatif dari kemiri, menunjukkan beragamnya aplikasi komoditas ini dalam industri makanan, kecantikan, dan lainnya. Kategorisasi ini juga membantu dalam pemantauan dan regulasi perdagangan internasional kemiri.
Pihak Kemenkop melansir dari Asian Commerce pada tahun 2023, kebutuhan akan kemiri di pasar internasional mengalami peningkatan yang signifikan karena meningkatnya minat pasar global terhadap produk yang bersifat alami dan organik.
Indonesia, yang merupakan negara produsen kemiri utama di dunia, disebut pihak Kemenkop mendapatkan kesempatan besar untuk menyuplai kebutuhan ekspor tersebut.
Menurut informasi dari Aspenku, sebuah aplikasi pendukung ekspor nasional Indonesia, kemiri merupakan komoditas yang banyak ditemukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Harga kemiri mentah berkisar Rp 40.000 per kilogram (Kg), namun ketika kemudian diolah menjadi minyak esensial atau bahan perawatan untuk kulit, maka harganya dapat melonjak hingga Rp 700.000 per Kg.
Kenaikan harga ini menandakan nilai tambah yang signifikan dari produk olahan kemiri, membuka peluang ekspor yang luas bagi produsen di Indonesia, terutama dari Provinsi NTT.