JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Indonesia harus merebut kembali pasar teh yang telah hilang. Karena saat ini ekspor teh Indonesia hanya sebesar 48 ribu ton. Padahal sebelumnya ekspor teh pernah mencapai 90 ribu ton dalam satu tahun.
Demikian dikatakan Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi beberapa waktu lalu. “Ekspor teh Indonesia mengalami penurunan yang sekarang ini hanya sebesar 48 ribu ton. Pada tahun sebelumnya ekpor teh pernah mencapai 90 ribu ton di dalam satu tahun,” ujarnya.
Dari tiga kelompok produsen teh, kata Gunadi, PT Perkebunan Nusantara selaku eksportir teh terbesar yeng mengalami penurunan. Sedangkan perusahaan perkebunan besar swasta (PBS) tetap stabil.
Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa sebenarnya peminum teh dunia sekarang ini kehilangan sekitar 42 ribu ton teh Indonesia. “Nah inilah yang harus kita ambil kembali, apa pun caranya,” tukas Gunadi.
Data Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, menyebutkan, dalam sepuluh tahun terakhir total ekspor teh cenderung mengalami penurunan. Pada Tahun 2008 total volume ekspor mencapai 96.209 ton dengan total nilai sebesar US$ 158.958 juta. Sedangkan pada 2018 volume ekspor teh menjadi 49,04 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 108,45 juta. (YR)