2019, 21 Februari
Share berita:

Kakao merupakan komoditi perkebunan strategis yang total ekspornya mencapai US$ 1,2 miliar.
Atas dasar itulah International Cocoa Organization (ICCO) siap mengembalikan kejayaan kakao Indonesia.

“Komoditas kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis yang berperan penting terhadap sumber devisa negara, menyediakan lapangan kerja, dan sumber bahan baku industri kakao. Bahkan Indonesia bukan hanya sebagai eksportir tapi juga sebagai importir,” kata Febrian Alphyanto Ruddyard Dirjen Kerja Sama Multilatreral, Kementerian Luar Negeri.

Bahkan, menurut data Kementerian Pertanian, perkebunan kakao mencapai 1,7 juta hektar dan berkontribusi bagi 1,7 juta kepala keluarga petani kakao. Jumlah kakao yang diimpor pada tahun 2018 sebesar 280 ribu ton.

“Tren ini terus meningkat seiring meningkatnya permintaan oleh industri kakao di Indonesia, sementara produksi domestik belum dapat memenuhi permintaan domestic,” tutur Febrian.

Mendengar hal tersebut, Michel Arrion, Direktur Eksekutif ICCO mengunjungi Indonesia bersama dengan Associated Economist Ira Kristina Lumban Tobing untuk melihat permasalahan yang dihadapi kakao di Indonesia dan akan mencarikan solusinya

Dalam kunjungan tersebut, digunakan untuk mendorong penyusunan rencana strategis pengembangan kakao nasional yang produksi dan produktivitasnya semakin menurun. Sebab menurut catatan data ICCO bahwa pada tahun 2018 Indonesia menjadi negara produsen kakao terbesar ke-4 dari sebelumnya peringkat ke-3. YIN

Baca Juga:  PTPN 8 akan Kurangi Areal Karet dan Teh Diganti Buah