Jakarta, mediaperkebunan.id – Komunitas Kelapa Internasional atau International Coconut Community (ICC) meyakini kalau masa depan pengembangan perkebunan dan industri kelapa di Indonesia bakal memiliki masa depan yang cerah.
Keyakinan itu disampaikan oleh Aluthwala Hewa Nuwan Chinthaka selaku Direktur ICC, saat menyampaikan kata sambutan sesuai penandatanganan kolaborasi dan kerjasama strategis dengan pihak Pusat Riset Tanaman Perkebunan (PRBun) pada Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) Badan Risen dan Inovasi Nasional (BRIN).
Dalam kegiatan yang digelar di Gedung BNC BRIN Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, beberapa hari yang lalu, Aluthwala Hewa Nuwan Chinthaka juga memuji terjalinnya kemitraan strategis dengan pihak BRIN.
Kata Aluthwala Hewa Nuwan Chinthaka, seperti dikutip Mediaperkebunan.id, Rabu (2/7/2025), kolaborasi kedua belah pihak bakal membuat masa depan sektor kelapa Indonesia dan pengembangan ilmu pengetahuan internasional kian cerah.
“Hal ini juga sekaligus membuka peluang kolaborasi global demi keberlanjutan dan kesejahteraan bersama,” sambung Aluthwala Hewa Nuwan Chinthaka lebih lanjut.
Aluthwala Hewa Nuwan Chinthaka, juga menyampaikan rasa bangga dan kehormatan atas keterlibatannya dalam kerja sama ini.
“Selain itu juga sebagai pencapaian penting dalam distribusi massal dan upaya kolektif kita untuk memajukan kerja sama ilmiah. Demi kepentingan pemerintah, petani, peneliti, dan komunitas internasional,” ujarnya.
Sementara itu, Jelfina C. Alouw sebagai Direktur Jenderal ICC, menyampaikan, Indonesia merupakan salah satu negara pendiri ICC, bersama Filipina, Malaysia, Sri Lanka, dan India.
Jelfina C Alouw mengapresiasi partisipasi BRIN dalam kegiatan yang telah dilaksanakan di kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu yang lalu, serta menyambut baik penandatanganan kerja sama ini di tengah urgensi pembenihan kelapa.
“Saat ini kami memiliki empat konsentrasi utama dalam pengembangan kelapa, yaitu konservasi, pemuliaan atau breeding, perlindungan tanaman, dan satu bidang lainnya yang tak kalah penting. Kami bersyukur kelapa telah menjadi salah satu fokus riset BRIN,” ujarnya.
Jelfina C Alouw juga menegaskan komitmen ICC untuk terus menjalin kolaborasi dengan BRIN guna menghasilkan teknologi yang dibutuhkan oleh para petani kelapa.
Jelfina C Alouw mengapresiasi dukungan para peneliti BRIN dan meyakini kalau kerjasama antara BRIN dan ICC ini akan menghasilkan luaran yang signifikan bagi petani, masyarakat, dan bangsa.
Pihaknya berharap kolaborasi ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan kelapa, baik di tingkat nasional maupun global.
“Dengan semangat dan kapasitas peneliti BRIN, saya optimis akan lahir berbagai inovasi teknologi baru. ICC siap mendukung, terutama dalam upaya transfer pengetahuan. Semoga kerja sama ini membawa manfaat bagi semua pihak,” tegas Jelfina C Alouw.
Sekadar mengingatkan bahwa kerjasama antara ICC dan BRIN mengusung tema “Perbanyakan Benih Unggul Kelapa secara Massal dengan Teknik In Vitro, Kajian Metabolomik, dan Stabilitas Genetik”.
Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kelapa melalui penyediaan benih unggul yang berkualitas, seragam, dan siap tanam dalam skala besar.
Kolaborasi ini juga diharapkan menghasilkan data ilmiah yang kuat untuk mendukung pelepasan varietas baru, khususnya kelapa genjah Cikur.
Di samping itu pihaknya meyakini kalau kerjasama ini juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas riset nasional di bidang bioteknologi tanaman perkebunan.
Dengan sinergi keahlian dan sumber daya dari kedua institusi, hasil riset yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor kelapa, baik di tingkat nasional maupun global, melalui jejaring internasional yang dimiliki ICC.