Cirebon, mediaperkebunan.id – Ditengah masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama 2 tahun ini, terbukti pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan, bahkan ekspor produk pertanian menunjukkan kinerja yang membanggakan, terutama pada sektor perkebunan.
Terbukti, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal ke II kontribusi tanaman Perkebunan tumbuh 0,33 persen diakibatkan oleh peningkatan produksi komoditas kelapa sawit karena didukung musim kemarau yang tidak ekstrim, pertambahan luas tanam yang mulai menghasilkan, serta pertumbuhan konsumsi domestik. Tingginya permintaan akan rempah-rempah untuk penambah imun disaat pandemi covid-19 juga ikut mempengaruhi kinerja perkebunan.
Artinya, walaupun pandemi covid – 19 masih berlangsung, hal ini tidak memberi dampak kepada negatif pada sub sektor perkebunan. Perkebunan di luar Jawa dan Bali, masih memebrikan respon positif.
Hal tersebut dibuktikan dengan salah satunya yakni Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021 yang mencapai Rp7,29 triliun.
Sehingga, sebagai bentuk mengapresiasi kerjakeras dan memotivasi para petani serta pelaku usaha pertanian terkait, yang telah giat dan terus berupaya mendorong dan mengembangkan sektor pertanian, maka telah diselenggarakan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41.
“Saya mengajak semua pihak untuk lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan kedepan. Saya juga ingin mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih semua pihak dan petani yang telah berjuang untuk mempersiapkan pangan,” demikian disampaikan Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian, pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 di Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Mentan Syahrul, menghimbau masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan. Kontribusi tersebut tak hanya untuk lingkup daerah atau nasional, tapi juga dunia. “HPS ini bukan seremonial, bukan proyek tetapi edukasi tentang program terukur, cara dan tatakelola (manajemen) hulu-hilir pertanian dan perilaku insan pertanian yang sesuai dengan tantangan era,” ujar Syahrul.
Pada rangkaian acara peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41, salah satunya terdapat kegiatan panen serentak komoditas pertanian termasuk komoditas perkebunan.
Adapun untuk lokasi tanam dan panen dilaksanakan serentak di 34 Provinsi, sebanyak 83 lokasi tanam dan panen, berupa komoditas padi, jagung, sorgum, kedelai, kacang tanah, melon, cabai, pisang,nanas, bawang merah, brokoli, tomat, bunga, kelapa sawit dan kopi. Dimana pada 41 titik lokasi turut hadir ulama /tokoh agama di masing-masing provinsi.
Untuk panen komoditas perkebunan, khususnya dilaksanakan Panen Kelapa Sawit pada Kab. Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan seluas 734,49 Ha, dan Panen Kelapa Sawit pada Kab. Rokan Hulu, Provinsi Riau seluas 857 ha, serta Lokasi panen kopi arabika pada Kab. Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan seluas 1 ha.
Anwar, selaku Ketua Kelompok Tani Palita, Dusun Dante Kala’ciri, Desa Potokullin, Kec. Buntu Batu, melaksanakan panen kopi arabika bertepatan dengan peringatan HPS ke 41, berterimakasih atas bantuan yang diberikan Kementerian Pertanian. “Terimakasih atas bantuan Kementerian Pertanian dan atas kesempatannya, kelompok tani kami bisa ikut terlibat memeriahkan peringatan HPS ke 41 dengan melakukan panen kopi ini. Kedepannya kami mohon dukungan bantuan benih kopi, semoga hasil produksi maupun produktivitas kopi kami semakin berkualitas dan bermutu daya saing,” ujar Anwar saat melakukan panen kopi pada peringatan HPS Ke-41 secara virtual.
Kopi masih menjadi salah satu andalan ekspor karena permintaan kopi sudah terbukti tidak terpengaruh meski ditengah pandemi.
Dedi Junaedi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan pun mengakui bahwa Indonesia adalah surga kopi specialty bahwa saat ini sedang melakukan penjajakan bursa kopi specialty sebab di dunia yaitu bursa New York saat ini hanya ada bursa kopi robusta dan arabika curah.
“Bahkan Indonesia juga pemilik kopi Indikasi Geografis, ada 35 IG atau 36.8% dari kopi Indonesia,” jelas Dedi.
Dedi juga membenarkan bahwa prospek pengembangan kopi Indonesia ditengah pandemi adalah produk kopi olahan dikembangkan menjadi berbagai jenis produk lain seperti kosmetik, farmasi dan esen makanan. “Diversifikasi produk kopi sebagai produk makanan dan minuman kreatif khususnya roastery dan cafe seperti kopi plus cokelat, kopi aromatik, kopi rempah dan lain-lain,” pungkas Dedi.