Jakarta, mediaperkebunan.id – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang dipimpin Fadli Zon ikut serta dalam silaturahmi ekonomi membahas tarif resiprokal Amerika Serikat. HKTI merekomendasikan pemerintan untuk menegoisasi tarif ekspor minyak sawit dan kopi. Demikian Policy Brief HKTI.
Ekspor Kelapa sawit Indonesia ke pasar Amerika menunjukkan kenaikan dengan pangsa pasar sebesar 85 % dari total imporcrude palm oil (CPO) Amerika sebesar 1.88 juta ton. Memperhatikan harga CPO yang terus meningkat mencapai 1.070 USD per ton, kami merekomendasikan agar Indonesia memanfaatkan peluang pasar ekspor CPO ke pasar Amerika dan pasar global.
Peningkatan ekspor CPO akan meningkatkan penerimaan devisa dan pengumpulan dana dari kebijakan Bea Keluar (BK) dan Pajak Ekspor (PE). Namun Jika BK dan PE dinaikkan maka minyak sawit akan lebih mahal lagi di pasar global dan konsumen beralih ke minyak nabati lain.
Maka untuk produk kelapa sawit strategi Indonesia sebaiknya mendorong ekspor karena harga CPO sedang tinggi, karena dengan peningkatan ekspor akan ada pemasukan melalui PE untuk dana BPDP akan meningkat guna mendukung program PSR dan hilirisasi. Lalu, untuk menjaja kebutuhan CPO domestik dan ekspor harus dilakukan dengan meningkatkan produktivitas. HKTI merekomendasikan negoisasi tarif minyak sawit.
Untuk komoditas kopi, pasar USA merupakan pasar utama kopi arabika kita karena nya kenaikan tarif resiprocal akan melemahkan daya saing kopi Indoesia di pasar Amerika, apalagi kopi yang berasal dari Brazil, amerika latin (Kolombia, Honduras, Kosta rika) hanya di kenakan tarif resiprocal 10 %. Amerika adalah tujuan utama kopi Indonesia terutama jenis arabika. Impor kopi USA dari Indonesia senilai 288 juta USD (38,245 ton) di tahun 2024, pangsa pasar kopi Indonesia hanya 4,7% dari total impor Amerika. Ekspor kopi Indonesia ke Amerika sekitar 17,7% dari total ekspor kopi Indonesia.
Brazil dan kolombia adalah dua negara eksportir terbesar ke USA yang menguasai 45,6% pangsa pasar USA (masing-masing 1,72 dan 1,26 milyar USD di tahun 2024). Dengan kenaikan tarif baru Amerika sudah mendapat banyak dari Brazil dan Colombia. Dengan pengenaan tarif baru kepada kopi Brazil dan Colombia saja pasar kopi Amerika akan turun drastis dan konsumen akan mengurangi konsumsi kopi.
Pengenaan tarif 10% + 32% kepada kopi Indonesia yang hanya 4,7% tidak berdampak signifikan kepada pendapatan Amerika namun memberikan dampak sangat signifikan kepada petani kopi dari Indonesia. Harga kopi Indonesia adalah yang termahal di USA (7,5 USD/kg) berselisih 2,5 USD kg dari kopi Brazil atau 2 USD dari kopi Colombia.
Dengan pengenaan tarif baru maka harga kopi Indonesia akan menjadi 10,9 USD/kg. Sedangkan kopi Brazil hanya akan naik menjadi 5,99 USD/kg dan kopi Kolombia akan menjadi 6,65 USD/kg. Terdapat selisih harga yang makin melebar sebesar 4 USD/kg. HKTI merekemondasikan negoisasi tarif sehingga tarif Indonesia sama dengan Brasil dan Kolombia.
Sedang karet menurut Edy Irwansyah, Sekretaris GAPKINDO Sumut tidak dikenakan tarif tambahan kecuali berasal dari Tiongkok. Ekspor ban dari Asia Tenggara yaitu Indonesia, Thailand, dan Vietnam dinaikkan secara umum 25%. Ini yang akan terdampak sekali.