Badung, Mediaperkebunan.id – Indonesia perlu meniru Malaysia untuk memastkian benih sawit yang ditanam tenera semua. Malaysia sudah memastikan seluruh benih yang ditanam tenera, tanpa kontaminasi dura. Tidak ada masalah benih ilegitim di Malaysia.
“Mungkin salah satu penyebab produktivitas di Malaysia lebih tinggi dari kita adalah benih yang ditanam sudah 100% tenera. Teknologi ini sudah tersedia di Indonesia dan sudah ada perusahaan yang melakukannya. Sekarang masalahnya bagaimana diaplikasikan pada petani. Perlu ada konsorsium, dengan bantuan BPDPKS supaya hasil penelitian bisa dilakukan di level petani,” kata Tony Liwang dari Komite Riset BPDPKS pada Perisai 2024.
Tony menjadi moderator pada sesi Budidaya dan Pasca Panen dengan topik Solusi Hambatan Aboiotik dan Penyehatan Tanaman Kelapa sawit. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi petani. Kalau petani benar-benar sudah menanam 100% tenera maka produktivitas meningkat 20-30%. Perbaikan produktivitas petani dimulai dari bahan tanaman dulu.
Topik lain dari sesi ini yang penting adalah Ganoderma yang merupakan musuh bersama. Indonesia sudah endemik ganoderma sehingga ketika melakukan peremajaan faktor ini harus menjadi salah satu pertimbangkan untuk melalukan budidaya yang baik. Kalau tidak maka produktivitas generasi ke 2 dan ke 3 akan turun. Perlu kerjasama semua pihak supaya petani yang melakukan PSR menggunakan benih toleran ganoderma dan menerapkan hasil penelitian ini untuk mengendalikan yang terkena.Hasil penelitian lain yang penting adalah sawit efisien hara.
Sekarang pupuk mahal dan susah didapat, karena bahan bakunya sebagian besar impor. Jadi ada yang bisa dilakukan bukan mengubah faktor lingkungan seperti dosis pupuk, tetapi genetik yaitu tanaman yang diberi pupuk sama tetapi hasilnya lebih tinggi.
“Perkebunan kelapa sawit kedepan bisa survive bila produktivitas meningkat sedang biaya produksi turun. Kalau 2 hal ini bisa jalan bersama-sama maka Indonesia emas tahun 2045 akan tercapai dengan sawit sebagai tumpuannya,” kata TonyChee-Keng Teh dari SD Guhtrie Malaysia menyatakan semua benih kelapa sawit harus ditest DNA dulu sebelum dikirim ke konsumen.
Jadi di Malaysia hanya yang bisa 100% tenera yang boleh sampai ke konsumen. Ciptadi Ahmad Yusuf dari PPKS-PT RPN dengan dana grant riset sawit BPDPKS memperkaya fungisida organik Ganor dengan polifenol untuk pengendalian kuratif tanaman terkena Busuk Pangkal Batang (BPB) akibat Ganoderma boninense, hasilnya adanya tren penurunan gejala serangan penyakit yang ditunjukkan dengan penurunan jumlah daun tombak per tanaman di lokasi dengan jenis lahan mineral dan sub-optimal. Informasi lain yang diperoleh bahwa aplikasi FO Ganor+ berpengaruh signifikan terhadap jumlah daun tombak per tanaman di seluruh lokasi pengujian.
Aplikasi FO Ganor+ juga memengaruhi tubuh buah G. boninense dengan menjadikan tubuh buah kering dan menghitam dalam waktu 1 bulan.Sawit efisien hara yang diteliti Sri Wening dari PPKS-PT RPN tahun pertama sudah ada kandidat bahan tanaman efisien Nitrogen atau Kalium berdasarkan pofil data morfologi, fisiologi dan analisis hara di pembibitan. Tahun kedua pengembangan marka metabolit dan marka DNA terkait efisensiensi nitrogen atau kalium.