Jakarta, mediaperkebunan.id – Harga kopi Arabika melonjak melewati angka $3,35 per pon, mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah penutupan pasar.
Dilansir dari tradingeconomics.com, Senin (7/4/25) kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran terkait pasokan dari Brasil, produsen kopi terbesar dunia, yang tengah menghadapi curah hujan di bawah normal di area pertumbuhan utama.
Kondisi cuaca yang tidak bersahabat turut memperkuat prediksi perlambatan aliran kopi dari Brasil sepanjang tahun ini. Tahun 2025 merupakan tahun โoffโ dalam siklus dua tahunan produksi kopi di negara tersebut, yang secara alami menghasilkan volume lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.
Selain itu, kekeringan yang terjadi pada tahun lalu diperkirakan berdampak negatif terhadap hasil panen untuk musim 2025/2026.
Badan pasokan pertanian Brasil, Conab, pada 21 Januari lalu memperkirakan total produksi kopi 2024 akan mencapai 54,2 juta kantong berukuran 60 kilogram. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 1,6% dibanding tahun 2023.
Meski begitu, produksi kopi Arabika masih menunjukkan sedikit peningkatan sebesar 0,2% menjadi 39,6 juta kantong.
Angka tersebut mencerminkan kenaikan 1,8% dibandingkan musim sebelumnya, meskipun cuaca buruk di wilayah Minas Gerais โ salah satu sentra produksi utama โ sempat mengganggu tahap perkembangan tanaman.
Selain faktor cuaca dan siklus panen, kenaikan harga Arabika juga dipengaruhi oleh pasar kopi robusta global yang tengah mengalami pasokan ketat dan permintaan tinggi. Kondisi ini membuat pasar Arabika mengalami tekanan permintaan tambahan.
Lonjakan harga ini menjadi perhatian pelaku industri kopi global, mulai dari petani, eksportir, hingga pelaku usaha kedai kopi, yang harus bersiap menghadapi potensi kenaikan biaya produksi dan operasional dalam waktu dekat.