Menyusul mulai membaiknya harga karet di pasaran, Kementerian Pertanian akan membuat peraturan transparansi harga karet setiap bulannya seperti harga tandan buah segar (TBS) sawit. Karena naiknya harga karet tidak langsung dirasakan petani. Namun begitu harga turun, petani langsung merasakan dampaknya.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Kementerian Pertanian, Dedi Junaedi, mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengkaji bagaimana karet petani dapat berlangsung transparan, seperti harga TBS yang setiap bulan dapat ditentukan yang diatur melalui Permentan.
Menurut Dedi, komoditi karet 90 persen diusahakan oleh rakyat. Untuk itu membaiknya harga juga harus dirasakan petani secepatnya. “Tahun ini akan dikaji soal transparansi harga karet antara pabrik, petani dan asosiasi, sehingga saling menguntungkan,” ujarnya kepada Media Perkebunan.
Dedi mengatakan, dalam konsep sustainability usaha agribisnis industri harus ada dukungan pasokan. Petani pun penting untuk menjaga pasokan. Industri juga memerlukan dukungan bagaimana ke depan.
Program peningkatan mutu karet juga tetap ditempuh melalui porgram bokar bersih, sehingga kadar karet petani dapat meningkat minimal 30 persen. Bokar bersih rencananya difokuskan di lima sentra utama produksi karet nasional. “Tapi saya mengusulkan agar ada pemerataan karena petani karet hanya mengandalkan dari karet semata. (YR)