JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Harga kakao fermentasi dan non fermentasi bergerak fluktuasi selama September – Oktober 2022 di beberapa sentra produksi kakao nasional. Di beberapa sentra kakao, harga kakao fermentasi anjlok, seperti di Kabupaten Lima Puluh Kota (Sumbar) dari Rp 36,500 per kilogram (Kg) melorot menjadi Rp 29,815/Kg.
Di Kabupaten Pesawaran (Lampung) juga sama dari Rp 52,742/Kg pada September turun menjadi Rp 50,833/Kg pada perdagangan Oktober. Demikian juga di Malang (Jawa Timur) dari Rp 30,000/Kg menjadi Rp 27,000/Kg. Hanya di Kabupaten Badung (Bali) saja harga kakao fermntasi mengalami kenaikan dari Rp 39,810/Kg menjadi Rp 40,141?kg.
Sementara harga kakao fermentasi di sentra lainnya tetap, seperti di Pidie Jaya (Aceh) Rp 38.000/Kg, Wonogiri (Jateng) Rp 19.000/Kg, Kulon Progo (DIY) Rp 115.000/Kg, Maros (Sulawesi Selatan) Rp 25.000/Kg, dan Mamuju (Sulawesi Barat) Rp 27.000?kg.
Untuk harga kakao non fermentasi juga mengalami fluktuatif. Di Aceh Tengah (Aceh) naik dari Rp 25,000 menjadi Rp26,733/Kg, Tapanuli Selatan (Sumut) naik dari Rp 23,774 menjadi Rp 27,800/Kg, Empat Lawang (Sumatera Selatan) naik Rp 20,714/Kg – Rp 24,000/Kg, Lampung Barat (Lampung) naik dari Rp 22,734/Kg ke Rp 23,855/Kg, Tasikmalaya (Jawa Barat) naik dari Rp 19,903/Kg ke Rp 20,400/Kg, Buleleng (Bali) naik dari Rp 29,468/Kg ke Rp 31,217/Kg, Wajo (Selawesi Selatan) naik Rp 28,000 – Rp 29,633/Kg, Majene (Sulawesi Barat) naik dari Rp 29,000- Rp 30,000/Kg.
Sementara di sentra kakao lainnya harga melorot, seperti Pidie Jaya (Aceh) Rp 22.828?kg, Mandailing Natal (Sumatera Utara) Rp 22,476/Kg, Padang Pariaman (Sumatera Barat) Rp 26,000/Kg, Lombok Barat (NTB) Rp 22,857/Kg, dan Poso (Sulawesi Tengah) Rp 28,000/Kg, demikian laporan dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan).