Jakarta, Mediaperkebunan.id – Harga gula dunia mulai naik ketika April 2023 India melarang ekspor gula, juga El Nino melanda India dan Thailand yang membuat produksi turun. Sasathorn Sanguandeekul, Executive Market Analyst Mitr Phol Group menyatakan hal ini. , Mitr Pohl sendiri merupakan perusahaan produsen gula nomor 3 terbesar di dunia yang berasal dari Thailand dan punya beberapa 4 PG rafinasi dan satu PG berbasis tebu di Indonesia.
El Nino menyebabkan berkurangnya produksi gula Thailand dan India sedang Brasil ada masalah keterlambatan pengiriman karena masalah di pelabuhan. Saat ini stok gula dunia dibanding dengan konsumsi sedang berada pada posisi rendah.
Produsen kunci stok dunia adalah India produksi 2022/2023 32,8 juta ton, 2023/2024 29,2 juta ton (turun); Brazil 22/23 33,7 juta ton, 23/24 41,7 juta ton (naik); EU dan UK 22/23 15,1 juta ton, 23/24 16,1 juta ton (naik); Thailand 22/23 11 juta ton, 23/24 8,5 juta ton (turun); China 22/23 9 juta ton, 23/24 9,7 juta ton (naik); Rusia 22/23 6,1 juta ton, 23/24 6,4 juta ton; Australia 22/23 4,3 juta ton, 23/24 4,2 juta ton.
Tiga negara eksportir besar yang jadi kunci harga gula dunia adalah Brazil, India dan Thailand. Sedang dua negara impiortir terbesar adalah China dan Indonesia.
Brazil tahun 2021/2022 produksi gula 32 juta ton dan produksi ethanol 27,5 milyar liter, rasio tebu yang jadi gula 45%; 2022/2023 produksi gula 33,73 juta ton ethanol 33 miliar liter, rasio produksi gula 45,9% sedang tahun 2023/2024 diperkirakan gula 41,7 juta ton ethanol 33 miliar liter, rasio produksi gula 48-49%.
Tahun 2023/2024 produksi tebu Brazil diperkirakan 642 juta ton , dijadikan gula 48-49% dengan produksi gula 41,7 juta ton. Setelah memproduksi ethanol lebih besar dari gula, sekarang produksi gula ditingkatkan lagi , pabrik di negara ini sedang menaikkan kapasitas kristalisasinya. Isu yang utama adalah kongesti di pelabuhan. Brazil setiap bulan mengekspor 2,7-2,8 juta ton gula. Saat ini waktu tunggu di pelabuhan mulai masuk, bongkar muat, isi bisa mencapai 43 hari.
Tahun 2022/2023 India diperkirakan memproduksi gula 33 juta ton sedang tahun 2023/2024 diperkirakan 31,2 juta ton dan tidak ada kebijakan ekspor. Tebu yang diolah jadi ethanol bila dikonversi jadi gula hanya 2 juta ton saja.
Produki gula Thailand turun karena dua faktor yaitu El Nino yang menyebabkan musim kemarau berkepanjangan sehingga produksi gula turun ditambah naiknya harga singkong membuat 7% areal tebu dikonversi jadi singkong. Tahun 2021/2022 produksi tebu 92,07 juta ton, produksi gula 10,2 juta ton; tahun 2022/2023 produksi tebu 93,8 juta ton produksi gula 11 juta ton sedang tahun 2023/2024 produksi tebu diperkirakan 75 juta ton dan produksi gula 8,5 juta ton.
China memproduksi gula 8,95 juta ton sedang konsumsi 15,8 juta ton. Kuota impor yang dikenakan tarif 15% 1,94 juta ton, sedang tanpa kuota dikenakan tarif 50%. Harga gula di China USD960/MT. Impor gula tanpa kuota tidak memberi keuntungan malah rugi. Khusus untuk impor gula cair dan premix dari negara-negara ASEAN dan 3 negara lainnya tarifnya 0.
Tahun 2023/2024 Indonesia akan defisit gula 6 juta ton. Pemerintah akan segera mengeluarkan izin impor gula mentah untuk memenuhi kebutuhan. Indonesia mengimpor gula mentah dari Thailand, Australia, India dan Brazil.
Permintaan gula mentah dan gula kristal putih dunia akan tetap tinggi dan kekurangan pasokan masih menjadi isu utama. India meskipun produksnya diperkirakan meningkat tetapi masih belum membuka kran ekspornya.