JAKARTA, Mediaperkebunan.id – Tren kenaikan harga minyak sawit masih berlanjut. Harga pada bulan Oktober mencapai US$1.368/ton CIF Rotterdam lebih tinggi dari harga bulan September sebesar US$1.235 dan Agustus sebesar US$1.236.
“Nilai ekspor produk sawit pada bulan Oktober mencapai US$3,673 miliar dengan volume ekspor sebesar 3.213 ribu ton atau naik 230 ribu ton (+11,3%) dari bulan September,” ujar Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dalam keterangan tertulis yang diterima Mediaperkebunan.id, Rabu (15/12).
Gapki mencatat, kenaikan terbesar pada olahan minyak sawit yaitu sebesar 298 ribu ton atau 13,5% lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sedangkan untuk CPO turun sebesar -7,0% dari bulan September menjadi 147 ribu ton.
Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Mesir sebesar 110,7 ribu ton (+203,3%) menjadi 165,1 ribu ton. Ekspor ke China pada Oktober masih mengalami kenaikan 73,7 ribu ton (11,79%) menjadi 698,8 ribu ton yang secara YoY 26,6% lebih besar dari pada 2020.
Untuk tujuan India, kata Mukti, ekspor turun 86,2 ribu ton atau turun 25,97% menjadi 245,6 ribu ton yang secara YoY 1.144 ribu ton lebih rendah (-25,8%) dari 2020. Untuk tujuan EU 27 terjadi kenaikan ekspor sebesar 91,6 ribu ton (+26,79%) dari bulan September tetapi secara YoY turun -3,1% lebih rendah dari tahun 2020.
“Sampai dengan bulan Oktober 2021, nilai ekspor produk kelapa sawit mencapai US$ 29,528 miliar yang merupakan pencapaian nilai ekspor tertinggi selama ini,” ujar Mukti.
Berdasarkan pencapaian YoY, lanjut Mukti, ekspor ke China sudah 26% lebih tinggi sedangkan ke India 25,8% lebih rendah, maka untuk November dan Desember ekspor dalam bentuk olahan diasumsikan 2.200 ribu ton, ekspor CPO 300 ribu ton per bulan, ekspor olahan PKO 150 ribu ton serta oleokimia 350 ribu ton per bulan, maka ekspor November-Desember diperkirakan akan mencapai 6 juta ton sehingga total ekspor 2021 diperkirakan akan mencapai sekitar 34,9 juta ton atau sekitar 0,9 juta ton lebih besar dari ekspor 2020 sebesar 34 juta ton.
Gapki memprediksi, harga minyak sawit untuk bulan November dan Desember 2021 diperkirakan akan melandai. Namun sangat mungkin masih lebih dari US$1.300/ton CPO Cif Rotterdam.
Menurut Mukti, turunnya harga disebabkan panen oilseed yang relatif baik. Namun industri crushingnya masih terkendala karena berbagai hal yang berbeda di negara produsen oilseed seperti Argentina, Brazil dan Rusia sehingga penurunan harga minyak nabati pada umumnya tertahan.
“Dengan perkiraan harga dan volume ekspor seperti diuraikan sebelumnya, nilai ekspor minyak sawit 2021 akan sangat mungkin mencapai lebih dari US$35 miliar,” kata Mukti. (YR)