2016, 16 Juli
Share berita:

Memang perkebunan tidak hanya sebagai penopang ekonomi petani tapi juga Tanah Air, maka sangatlah wajar jika pemimpin perkebunan yang baru tidak hanya mempunyai visi dan misi mengangkat komoditas perkebunan ke dunia international tapi juga harus pro terhadap petani.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, Achmar Manring, mengakui bahwa peran seorang pemimpin perkebunan yang mumpuni sangatlah sulit, mengingat sebagian besar adalah tanaman rakyat. Pemimpin perkebunan kedepan harus bisa mencermati, menghayati serta mengawasi setiap program dan kegiatan di lapangan.

“Hal itulah yang dilakukan oleh Gamal selama ini yaitu bertanggung jawab, komitmen, konsisten, membimbing dan terpenting melindungi bawahan atau staf yang bekerja sesuai aturan. Kami selalu merasa jika beliau adalah sosok orang tua kami di pusat,” ungkap Manring.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Ediyanto, dan Kelapa Dinas Perkebunan Jawa Barat, Arif Santosa bahwa Gamal adalah sosok pemimpin yang sejuk, menyayomi dan menentakan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuan dari program menjadi tanggung jawabnyanya.

Bahkan Gamal memahami substansi program kegiatan perkebunan sehingga mudah dalam mengatasi permasalahan yang timbul. “Hal ini tentu saja bersumber dari pengalaman,” kata Arief.

Lebih lanjut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Boalemo, Nurdin Baderan, mengakui bahwa arah program yang dikeluarkan semasa kepemimpinan Bapak Gamal menjadi inspirasi buat daerahnya dalam menyusun program daeerah.

“Gerakan sejuta kakao di Boalemo terinspirasi dari Gernas Kakao. Alhamdulilah sejak tahun 2012 sd 2014 Boalemo berhasil mengembangkan kakao hingga 4800 ha. Dan produksi meningkat dari 330 kg/ha pe tahun menjadi 730 kg/ha/tahun,” kata Nurdin.

Oleh sebab itu pemimpin ke depan menurut sejumlah pemimpin daerah tidak hanya cerdas namun juga memiliki kemampuan koordinasi yang hebat seperti sosok Gamal Nasir. “Saya berharap tokoh penganti Gamal Nasir tidak hanya mampu berwacana namun mampu membangun komunikasi dan negosiasi terkait berbagai pihak dalam mewujudkan target pembangunan perkebunan. Bagaimanapun seorang pemimpin perkebunan harus mampu bermain di atas berbagai kekuatan dan kepentingan tanpa harus larut,” tambah Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan.

Baca Juga:  APINDO SUMUT PROTES RESOLUSI SAWIT EROPA

Begitu juga Gubernur Papua, Lukas Enembe mengakui bahwa arah pemerintahan yang konsern pada pengembangan komoditas perkebunan strategis berbasis perkebunan rakyat adalah hal yang benar. Sebab perkebunan adalah sumber pendapatan dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di daerah pendalaman. “Sehingga ke pemimpin ke depan harus mampu mengeluarkan kebijakan dan program yang berorientasi pada perkebunan rakyat dan bukan pada kepentingan capitalist,” pungkas Lukas Enembe. YIN