2020, 3 Desember
Share berita:

Palembang, Mediaperkebunan.id

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, melalui Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan mengharapkan petani karet dapat memanfaatkan momentum kenaikan harga karet untuk memperbaiki mutu bokar dengan menghasilkan Bokar Bersih. UPPB menjadi salah satu pilihan tepat bagi kelompok tani karet sebagai sarana bagi petani untuk meningkatkan mutu karetnya,

Pembentukan UPPB memberikan beberapa manfaat, diantaranya: adanya aturan yang disepakati secara musyawarah; meningkatnya mutu bokar petani melalui pemasaran bersama; meningkatkan posisi tawar bagi petani; media komunikasi petani agar dapat turut serta dalam program-program pengembangan karet rakyat.

UPPB memiliki peran strategis untuk mencapai tujuan perbaikan mutu karet alam nasional melalui fungsi kelembagaan dan pemasaran yang terorganisir. UPPB mampu menaikkan harga jual hasil bahan olahan karet rakyat (Bokar) antara Rp. 3.000,- sampai Rp. 4.000 perkilogram, jika dibandingkan dengan harga di pengumpul.

Saat ini Sumatera Selatan sudah terbentuk 284 UPPB yang telah terregistrasi. Untuk mendorong percepatan pembentukan UPPB serta perbaikan sistem pemasaran karet rakyat, Gubernur Sumatera Selatan tahun 2020 ini telah membantu 6 Unit Bangunan UPH (Unit Pengolahan Hasil) di 6 Kabupaten penghasil Karet yaitu di OKU,OKU Timur, Pali, Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Musi Banyuasin.

Menurut Rudi Arpian, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil, Disbun Sumsel, berdasarkan varibel permintaan dan penawaran, seharusnya harga karet pada Desember ini stabil karena tingkat permintaan dan suplai cenderung stagnan atau atau ada keseimbangan baru. Ini dibuktikan dengan catatan harga yang dikeluarkan Gapkindo Sumsel di bulan Nopember, rata rata stabil di harga 18 ribuan untuk karet KKK 100%, Akan tetapi kenyataannya harga karet awal Desember cenderung naik.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ada faktor lain yang dapat mempengaruhi harga karet di pasar internasional, . Seringkali faktor tidak langsung lebih dominan mempengaruhi harga dibanding faktor langsungnya sendiri.

Baca Juga:  B-30, Diharapkan Mendongkrak Harga CPO Dunia

Harga karet Sumatera Selatan periode bulan Desember 2020 diduga akan naik lagi menyusul bencana banjir di Thailand yang merupakan produsen utama komoditas karet alam. Momentum 2020 akan menjadi tahun paling sulit bagi petani karet di Thailand.

Kombinasi dari pandemi corona, Penyakit Gugur Daun Pestalotiopsis (PGDP) dan banjir parah akibat hujan lebat di Provinsi utama adalah Nakhon Si Thammarat, Narathiwat, Phattalung, Songkhla dan daerah sekitarnya, meliputi sekitar 0,8 juta hektar perkebunan karet alam, membuat keadaan jadi makin sulit bagi pemerintah Thailand.

Banjir besar telah mengganggu kegiatan penyadapan di provinsi tersebut karena petani karet tidak dapat menyadap pohon karet karena sebagian pohonnya terendam air. Kondisi ini akan mempengaruhi produksi Karet Alam di wilayah ini dalam beberapa minggu mendatang.

Setelah sempat stagnan di harga RP18.447,5/KG di bulan Nopember 2020 Kenaikan harga sudah terlihat pada minggu pertama di bulan Desember rata rata Rp 19.631/KG untuk KKK 100% “Harga memang terus berfluktuasi tetapi ada kemungkinan trennya menguat karena bencana banjir di Thailand bisa menyebabkan suplai karet terganggu dari negara itu,” kata Rudi. Apalagi, dewasa ini pasokan dari Thailand, Indonesia dan Malaysia yang merupakan produsen terbesar dunia masih tetap ketat karena produksi yang sedikit akibat faktor cuaca.