2019, 10 April
Share berita:

Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, mengharapkan semua perusahaan perkebunan kelapa sawit di provinsi ini menjadi anggota GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia). “GAPKI adalah wadah berkumpul dan berhimpun dari seluruh pelaku usaha untuk menyatukan kekuatan dan meningkatkan nilai tawar. Dengan bergabung maka daya saing perusahaan semakin berkembang di masa yang akan datang,” katanya ketika menghadiri pelantikan pengurus GAPKI Cabang Bengkulu.

GAPKI Bengkulu juga diminta jangan berhenti sampai memproduksi CPO saja. Kedepan harus dipikirkan untuk membangun industri hilir. Hal ini sudah dimulai dengan adanyan ground breaking sebuah perusahaan membangun pabrik minyak goreng beberapa waktu yang lalu.

Pelaku usaha kelapa sawit yang dominan di Bengkulu adalah petani, yaitu 60% dari luas lahan. “Kalau perusahaan saya yakin sudah menerapkan standar produksi sehingga produktivitas bisa mencapai potensinya. Sedang petani paling hanya 50% dari potensinya. Tanggung jawab pemerintah dan perusahaan untuk mengatasi hal ini,” katanya.

Peremajaan Sawit Rakyat merupakan upaya untuk memperbaiki kebun petani, sayangnya di Bengkulu tidak berjalan. Gubernur minta GAPKI ikut berperan dalam melakukan peremajaan.

“Kalau butuh plasma, ajak masyarakat disekitar kebun perusahaan untuk membentuk kelompok kemudian jadikan plasma. Lakukan peremajaan di kebun mereka. Lokasi kebun petani ini tidak jauh sampai ke pedalaman, hanya agak terpencar. Tetapi kalau satu kawasan sampai 80 ha masih bisa dicapai. Dinas Pertanian akan memfasilitasi kemitraan antara petani dengan perusahaan ini,” katanya.

Gubernur Bengkulu juga mengikuti soal sawit yang dituduh macam-macam, terutama dengan lingkungan. Negara maju yang hutannya sudah habis sekarang menekan negara-negara yang sedang berkembang untuk menjaga hutannya.

“Bengkulu sendiri 43%nya merupakan kawasan hutan yang tidak bisa diapa-apakan. Saya minta pemerintah pusat membuat UU konservasi yang memberi kompensasi dalam bentuk dana konsentrasi yang lebih besar kepada daerah yang menjaga areal konservasinya. Selama ini kita sudah jaga tetapi tidak dapat apa-apa,” katanya.

Baca Juga:  Bahan Pangan Tidak Harus Beras