Gabungan kelompok tani (Gapoktan) kelapa sawit Tanjung Sehati merasakan banyak manfaat yang diperoleh setelah mendapatkan sertifikat dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). “Di antaranya kami mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang kelapa sawit berkelanjutan, naiknya penjualan, dan bisa membeli aset tanah,” ujar Ketua Gapoktan Tanjung Sehati Jalal Sayuti.
Meski diakui produktivitas kelapa sawit masih relatif tidak begitu besar. Namun petani di desa Mekar Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Merangin, Jambi, itu dapat memahami bagaimana mengelola kebun kelapa sawit secara berkelanjutan. “Pada saat tanam, memang bibit yang kami dapatkan tidak berasal dari sumber benih yang resmi. Jadi hasilnya memang masih rata-rata 1,5 ton per hektarnya,” tambah Sayuti.
Sayuti mengatakan, Gapoktan Tanjung Sehati mendapat sertifikat RSPO sejak 2014 lalu dengan total kebun seluas 316,57 hektar (Ha). Dari enam kelompok tani yang tergabung, total anggota sebanyak 214 orang dengan hasil tandan buah segar (TBS) rata-rata per tahun sebesar 5.500 ton.
Sayuti mengakui, sebelumnya adanya pemberdayaan dari Yayasan Setara banyak tantangan yang dihadapi petani di daerahnya. Di antaranya bibit bersertifikat susah didapat, akses pupuk yang sulit, dan informasi harganya yang terbatas. Namun kini petani di desa Mekar bisa bernafas lega. Karena semua kendala sudah teratasi. (YR)