2022, 20 Mei
Share berita:

JAKARTA. Mediaperkebunan.id
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah membuka kembali larangan ekspor minyak goreng (migor). Kebijakan ini akan menjamin keberlanjutan industri minyak sawit nasional. “Semoga perdagangan minyak sawit dan turunannya bergairah kembali baik domestik maupun ekspor,” ujar Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono di Jakarta.

Menurut penuturan Joko Supriyono, para mitra dagang di Eropa, India dan Pakistan menyampaikan terimakasih kepada Presiden RI Jokowi yang telah mencabut larangan ekspor migor. GAPKI akan terus mendukung kebijakan dan program pemerintah Indonesia dalam menyediakan migor curah yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“GAPKI terus bekerja keras agar industri sawit yang memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia terus dapat ditingkatkan,” kata Joko Supriyono.

Menurut Mukti Sadrjono, Direktur Eksekutif GAPKI , rata-rata harga minyak sawit dunia bulan Maret sebesar US$ 1.813/ton, Cif Rotterdam naik US$ 291 dari harga bulan Februari sebesar US$ 1.522. Harga rata-rata KPB FOB untuk bulan Maret adalah US$ 1.151/ton (Rp 16.510/kg) naik US$ 69 dari harga bulan Februari sebesar US$ 1.082/ton (Rp 15.532/kg).

Dengan harga tersebut, nilai ekspor produk minyak sawit bulan Maret mencapai US$ 3.513 juta naik US$ 713 juta dari bulan Februari sebesar US$ 2.799 juta. Volume ekspor bulan Maret sebesar 2.018 ribu ton atau 80 ribu ton lebih rendah dari ekspor bulan Februari sebesar 2.098 ribu ton. Penurunan terbesar terjadi pada refined palm oil dari 1.687 ribu ton pada bulan Februari menjadi 1.549 ribu ton pada bulan Maret dan oleokimia dari 298 ribu ton pada bukan Februari menjadi 342 ribu ton pada bulan Maret. Tujuan ekspor yang mengalami penurunan terbesar adalah Rusia yang turun dengan 50% diikuti oleh Malaysia yang turun 41% dan Belanda yang turun dengan 33%.

Baca Juga:  Harga Sawit Riau (Masih) Menanjak

Konsumsi dalam negeri bulan Maret mencapai 1.507 ribu ton naik dari 1.377 ribu ton pada bulan Februari. Kenaikan terbesar terjadi untuk keperluan pangan yang naik menjadi 635 ribu ton dari 489 ribu ton pada bulan Februari (+146 ribu ton). Konsumsi untuk oleokimia relatif tetap sedangkan konsumsi untuk biodiesel sedikit turun menjadi 697 ribu ton dari 710 ribu ton pada bulan Febuari.

Produksi pada bulan Maret naik menjadi 3.782 ribu ton untuk CPO dan 368 ribu ton untuk PKO dari 3.505 ribu ton untuk CPO pada bulan Februari dan 329 ribu ton untuk PKO karena faktor musiman. Kenaikan produksi yang cukup tinggi sangat melegakan setelah stagnan untuk periode yang cukup panjang. Dengan produksi, konsumsi dalam negeri dan ekspor seperti diuraikan di atas, stok akhir Maret minyak sawit naik dari 5.042 ribu ton menjadi 5.683 ribu ton.