Palembang, Mediaperkebunan.id
Pemerintah saat ini sangat menekankan kemitraan antara perusahaan dan pekebun. GAPKI Sumsel sangat mendukung dan mendorong semua anggotanya untuk melakukan kemitraan. Alex Sugiarto, Ketua GAPKI Sumsel menyatakan hal ini pada IPOSC di Palembang beberapa waktu lalu.
“Sampai saat ini memang belum seluruh anggota GAPKI Sumsel bermitra dengan pekebun. Kita selalu mendorong anggota untuk bermitra dalam berbagai bentuk seperti yang tercantum dalam Permentan nomor 18 tahun 2021,” katanya.
Alex minta aturan kemitraan ini ditegakkan sepenuhnya, semua perusahaan perkebunan wajib bermitra. Saat ini masih banyak perusahaan perkebunan meskipun berdiri sudah lama tetapi sama sekali tidak punya kemitraan dan tidak ada sanksi dari pemerintah selaku regulator.
“Kemitraan memang menguntungkan perusahaan tetapi ada juga biaya yang dikeluarkan , karena selain untung bersama ada juga yang masing-masing harus dikorbankan. Perusahaan yang tidak bermitra biaya sosialnya lebih ringan daripada yang bermitra sehingga keutungannya lebih besar. Ini menjadi persaingan yang tidak sehat antara perusahaan yang bermitra dan yang tidak,” katanya.
Karena itu Alex minta aturan kemitraan ini harus tegas dikenakan pada semua perusahaan. Semua perusahaan harus diberlakukan sama sesuai regulasi yang berlaku.
Gangguan lain yang sering dialami perusahaan sawit yang bermitra adalah keberadaan PKS tanpa kebun. PKS tanpa kebun demi mendapatkan TBS sering mengiming-imingi petani mitra untuk menjual ke mereka dengan harga yang lebih tinggi. PKS mitra untuk harga terikat pada harga penetapan dinas perkebunan juga untuk pemotongan kredit bank. Selain itu mereka juga sering merusak harga. Pemerintah harus tegas terhadap PKS tanpa kebun ini sehingga level persaingannya sama.
Kemitraan yang paling banyak selama ini adalah manajemen satu atap dengan perusahaan menjadi avalis. Tetapi akhir-akhir ini karena petani banyak yang ingin mandiri banyak juga perusahaan yang bermitra dengan menjadi offtaker.
Bagi perusahaan bermitra dengan pekebun selain menunjukkan taat pada regulasi juga ikut mensejahterakan masyarakat sekitar perusahaan perkebunan. “Tujuan kemitraan ini mulia dan sangat baik untuk semua pihak. Dengan menjadi mitra atau plasma masyarakat sekitar sejahtera, perusahaan dan masyarakat tidak saling mengganggu, ekonomi masyarakat terangkat. Sedang inti yaitu perusahaan perkebunan yang membangun PKS mendapat kepastian pasokan TBS pekebun mitranya,” kata Alex yang tidak hanya bicara saja tetapi sudah mempraktekan langsung di perusahaan miliknya dengan luas plasma mencapai 40% dari luas kebun inti.
Petani dan pekebun punya kepentingan bersama memajukan sawit sehingga harus saling bersinergi. “Ketika pelarangan ekspor CPO dan turunannya beberapa waktu yang lalu bukan petani sawit saja yang menderita kami juga sama. Padahal waktu itu harga minyak sawit dunia sedang tinggi-tingginya dan kita tidak bisa nikmati,” katanya.