Jakarta, Mediaperkebunan.id
Sebagai organisasi pengusaha, GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) terus berupaya mempromosikan praktek kerja layak (decent work). Ini juga sejalan dengan agenda SDM Presiden Jokowi dan kontribusi agenda SDGs. “Mewujudkan sawit Indonesia berkelanjutan dan pencapaian tujuan nasional adalah upaya multi pihak dan multi aspek,” kata Sumarjono Saragih, Ketua Bidang Sumber Daya Manusia GAPKI.
Tiga pilar keberlanjutan yang dikenal adalah 3P: yakni People, Planet and Profit. Jadi aspek P (People = Manusia) menjadi salah satu pilar. Pekerja atau buruh menjadi salah satu unsur utama dan jumlahnya besar. Data Bapennas 2015 menyebutkan ada 16 juta lebih pekerja.
Beberapa tahun terakhir aspek pekerja sawit mendapat sorotan dan tudingan dari berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun global. Atas situasi ini, GAPKI menggalang berbagai inisiatif dan bekolaborasi dengan berbagai pihak.
Studi Diagnostik ILO (International Labour Organization, Organsasi Buruh Dunia) 2015 menyebutkan salah satu defisit perburuhan sawit Indonesia adalah pengawasan. Pemerintah sebagai otoritas pengawas memang memiliki keterbatasan sumberdaya (dana dan anggaran).
Oleh karena itu pemerintah menerbitkan SK Menaker No 257 tahun 2014 tentang Kepatuhan Mandiri (self compliance). Perusahaan diharapkan patuh pada norma ketenagakerjaan dengan menempatkan orang di internal perusahaan sebagai kader kepatuhan bersertifikasi, dikenal dengan sebutan KNK (Kader Norma Ketenagakerjaan).
“Kita berharap perusahaan perkebunan kelapa sawit mempunyai kepatuhan yang tinggi terhadap norma ketenagakerjaan. Dengan kepatuhan yang tinggi akan menutup celah kampanye negatif dan akhinya memulihkan citra sawit Indonesia,” kata Sumarjono.
Sehubungan dengan hal ini maka GAPKI berkerjasama dengan ILO dan JAPBUSI (Jejaring/Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia) melakukan pelatihan calon KNK. Pelatihan diikuti 25 orang, 10 orang dari serikat buruh dan 15 orang dari perusahaan anggota GAPKI. Pelatihan dilakukan secara virtual selama 50 jam, diselenggarakan dalam 5 hari mulai 1-5 Maret 2021, dengan kombinasi ceramah, diskusi dan e-learning.
Acara dibuka oleh Armansyah, pejabat penanggung jawab program KNK Kementerian Ketenagakerjaan. Armansyah memuji inisiatif pelatihan ini. “Semoga kelas eksekutif KNK yang diprakarsai GAPKI dan ILO ini dapat memberikan semangat yang lebih dalam rangka penguatan Inpres terkait Rencana Aksi Kelapa Sawit Berkelanjutan tahun 2020 – 2024” katanya.
Kegiatan ini juga bagian dari rangkain progam GAPKI menyambut may day dengan tema “May Day 2021: Kerja Layak Menuju Sawit Indonesia Berkelanjutan”.