Jakarta, mediaperkebunan.id – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Media Perkebunan akan menggelar acara Teknis Kelapa Sawit (TKS) pada 28 – 29 April 2025, yang dilanjutkan dengan field trip pada 30 April 2025 di Sampit, Kalimantan Tengah. Teknis Kelapa Sawit (TKS) ini akan menjadi wadah diskusi dan pembelajaran bagi pelaku industri kelapa sawit untuk membahas berbagai tantangan teknis yang dapat mempengaruhi produktivitas.
Kalimantan Tengah sendiri memiliki luas perkebunan kelapa sawit mencapai 2,19 juta hektare dengan 202 perusahaan yang beroperasi, di mana 119 di antaranya tergabung sebagai anggota GAPKI dan mengelola sekitar 805.587 hektare. Ketua GAPKI cabang Kalteng, Syaiful Panigoro melihat adanya tren penurunan produksi minyak sawit Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Penurunan produksi yang cukup signifikan di wilayah ini pada periode 2022–2024 tidak hanya disebabkan oleh faktor teknis seperti serangan Ganoderma dan kelangkaan Elaeidobius. Tetapi juga oleh faktor non-teknis, salah satunya adalah maraknya penjarahan lahan yang hampir terjadi di seluruh wilayah perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.
“Memang kalau kita lihat 5 tahun terakhir ini produksi minyak sawit Indonesia terus menunjukan tren menurun sehingga kita khawatirkan suatu saat minyak kelapa sawit di Indonesia menjadi langka. Tentunya akan mempengaruhi harga sesuai dengan hukum ekonomi yakni perimbangan supply and demand. Nah penurunan produksi ini tentu perlu kita cari akar permasalahannya diantaranya masalah teknis,” ujar Syaiful, Rabu (12/03/2025).
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, GAPKI Kalteng berinisiatif menyelenggarakan Teknis Kelapa Sawit (TKS) dengan menggandeng Media Perkebunan yang memiliki rekam jejak dalam mengorganisir berbagai acara teknis perkebunan, baik terkait dengan pengelolaan agronomi maupun pengolahan di pabrik kelapa sawit. Melalui kegiatan ini diharapkan para peserta yang terdiri dari perusahaan perkebunan dan pekebun rakyat dapat memahami lebih dalam mengenai strategi teknis dalam meningkatkan produktivitas, mempercepat implementasi program PSR, serta menemukan solusi untuk permasalahan yang saat ini dihadapi oleh industri kelapa sawit.

“Kami memandang bahwa Media Perkebunan sangat tepat untuk diajak kerjasama dalam melaksanakan TKS ini karena mempertimbangkan beberapa hal diantaranya Media Perkebunan lahir dari lingkungan Dirjen Perkebunan dan sudah sering mengorganisir event-event yang berkenaan dengan workshop di bidang teknis Perkebunan kelapa sawit baik mill maupun teknik agronomi,” terangnya.
Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, salah satu fokus pembahasan dalam acara ini adalah bagaimana meningkatkan efektivitas Elaeidobius kamerunicus sebagai serangga penyerbuk utama kelapa sawit. Kelangkaan serangga ini telah menjadi permasalahan yang berdampak langsung pada penurunan produksi.
Selain itu, peserta juga akan diberikan pemahaman lebih lanjut mengenai cara mendeteksi dan mengendalikan Ganoderma, penyakit yang dapat menyebabkan kerusakan parah pada tanaman sawit jika tidak ditangani sejak dini. Tidak hanya itu, aspek penting lain yang akan dibahas dalam acara ini mencakup manajemen pemupukan yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen, strategi pengendalian OPT yang sering kali menjadi ancaman bagi produktivitas, serta pentingnya menggunakan benih kelapa sawit berkualitas untuk memastikan pertumbuhan optimal.
Semua materi yang dipaparkan dalam Teknis Kelapa Sawit (TKS) tidak hanya bersifat teori, tetapi juga akan diterapkan langsung dalam field trip yang dilaksanakan pada hari terakhir acara. Melalui konsep learning by doing, peserta akan diajak untuk melihat langsung penerapan teknis – teknis yang telah dipelajari di lapangan.
Diharapkan dengan metode ini, pemahaman peserta akan semakin meningkat dan dapat diterapkan langsung di perkebunan masing-masing. Dengan terselenggaranya acara ini, GAPKI Kalteng berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan produksi kelapa sawit Indonesia, serta menciptakan sistem perkebunan yang lebih efisien dan berkelanjutan di masa depan.
“Dalam pelaksanaan TKS nanti, kami berharap GAPKI Kalteng secara tidak langsung dapat ikut berkontribusi untuk peningkatan produksi kelapa sawit Indonesia kedepan karena pada momen ini akan banyak membahas masalah percepatan PSR, Elaeidobius, Ganoderma, Pupuk, Benih dan OPT,” harapnya.