Mengurus 16 juta buruh di perkebunan kelapa sawit adalah pekerjaan yang rumit sehingga harus dilakukan dengan serius. Apalagi aspek buruh menjadi salah satu sorotan dan tuduhan dalam upaya menyerang sawit.
Karena itu untuk menata buruh sawit GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), menurut Ketua Bidang Tenaga Kerja, Sumarjono Saragih, harus menggandeng lembaga yang kredibel, serius dan mengglobal.
GAPKI selama 5 tahun ini sudah bekerjasama dengan ILO (International Labour Organization), lembaga perburuhan di bawah PBB. Salah satu model dalam hubungan buruh adalah dialog sosial.
“Dialog sangat efektif untuk mengurai silang sengketa. Namun tak semua orang dibekali talenta ini. Oleh karena itu pelatihan jadi solusi,” kata Sumarjono.
Karena itu GAPKI bekerjasama dengan ILO melakukan pelatihan untuk tiga pihak (tripartit) yang menjadi pihak yang berdialog: Pemerintah, Pengusaha dan Buruh. Pelatihan dilakukan 17 sd 21 Pebruari 2020, di Bogor. Total peserta 31 orang: 20 orang Serikat Buruh, 8 orang Gapki dan 3 orang Pemerintah.
Mereka dilatih dalam waktu dan materi yang sama. Dilatih untuk menjadi Pelatih (ToT). Diharapkan selesai pelatihan akan semakin banyak orang yang punya keterampilan berdialog.