Jakarta, mediaperkebunan.id – Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (GAPKI) gelar Konferensi Sawit Internasional 20th Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC). Sepanjang tahun 2024, minyak kelapa sawit tetap menjadi komponen kunci dalam pasar minyak nabati global.
“Sebagai minyak nabati dengan konsumsi terbesar di dunia, minyak kelapa sawit memainkan peran vital dalam berbagai sektor, seperti sektor konsumer serta energi baru terbarukan (EBT),” ujar Ketua Umum GAPKI Eddy Martono di Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Eddy menyebutkan, sekitar 60% dari total produksi minyak kelapa sawit Indonesia di tujukan untuk pasar ekspor dan telah mencakup lebih dari 160 negara.
Hal itu, lanjut Eddy, menjadikan sawit sebagai komoditas penting dalam perdagangan internasional sehingga harga minyak sawit berada pada level atas sepanjang tahun berjalan.
Berdasarkan data harga CIF Rotterdam, harga rata-rata bulanan minyak kelapa sawit berada di kisaran USD 937 hingga USD 1.147 per ton.
Kendati demikian, terdapat sejumlah tantangan yang melingkupi industri kelapa sawit. “Dari dalam negeri, isu mengenai stagnasi produksi dan produktivitas, ketidakpastian kebijakan, serta rata-rata umur tanaman yang memasuki masa replanting,” papar Eddy.
Menurut Eddy, beberapa tantangan tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari para stakeholders. Demikian juga dari luar negeri.
Eddy menguraikan, tantangan dari luar negeri yang di hadapi misalnya keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak nabati lainnya, kampanye negatif terkait rantai pasok yang keberlanjutan sampai dengan faktor geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
Adapun kebijakan dari Uni Eropa yakni Kebijakan Deforestasi Uni Eropa (EUDR) berisiko menjadi hambatan di pasar internasional. Pasalnya kebijakan ini berpotensi memberikan dampak signifikan bagi petani sawit di negara penghasil utama seperti Indonesia (41% dari produksi global) dan Malaysia (27%).
Dengan dinamika yang penuh ketidakpastian tersebut, GAPKI kembali menggelar 20th Indonesian Palm Oil Conference and 2025 Price Outlook (IPOC 2024) yang akan di adakan pada tanggal 6-8 November 2024 di Bali International Convention Center, The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.
“Dengan tema “Seizing Opportunities Amidst Global Uncertainty”, konferensi ini di harapkan menjadi forum strategis untuk membahas berbagai peluang di tengah ketidakpastian global,” tambah Ketua Pemyelenggara IPOC 2024 Mona Surya.
IPOC kali ini di rencanakan akan di buka oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, serta menghadirkan sejumlah menteri lain, seperti Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
“Konferensi ini juga akan menyajikan analisis mendalam mengenai situasi pasar minyak nabati global, dengan fokus pada perkembangan dan dinamika terkini yang memengaruhi industri minyak sawit,” jelas Mona.
Berbagai kebijakan minyak sawit Indonesia, perspektif pasar dari negara-negara pengimpor, serta analisis pasokan dan permintaan minyak sawit dunia akan menjadi topik pembahasan utama.
Para pakar terkemuka di bidang minyak nabati seperti Thomas Mielke (Oil World), Julian McGill (Glenauk Economics), Nagaraj Meda (Transgraph), dan Dorab Mistry (Godrej International Ltd) di jadwalkan hadir untuk memberikan pandangannya mengenai tren harga di masa depan.
IPOC telah menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, baik di tingkat nasional maupun internasional selama 19 tahun terakhir. Dalam penyelenggaraan dua hari tersebut mencakup konferensi, pameran produk, perkembangan teknologi, dan layanan terbaru di industri kelapa sawit.