Agam, mediaperkebunan.id – Dalam rangka memperingati Hari Dunia Menentang Pekerja Anak (World Day Against Child Labour – WDACL) 2025, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menggelar kegiatan Panggung Ceria dan Kampanye Bersama dengan tema “CERIA BERSAMA ANAK-ANAK KEBUN SAWIT” di kawasan PT AMP Plantation, Kecamatan Palembaian, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kegiatan ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), bersama PAACLA Indonesia dan Wilmar International Indonesia.
Hadir Wakil Ketua Umum I GAPKI, Sany Anthony, Ketua Bid Pengembangan SDM GAPKI Sumarjono Saragih, Ketua GAPKI Cab Sumatera Barat Bambang Wiguritno, AGM Wilmar Wilayah Sumatera Barat Jeprol Osinggang, Manajeman PT AMP Plantation, Perwakilan Kemen PPPA, PAACLA, BPDP dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Agam.
Acara ini merupakan bagian dari kampanye global World Day Againts Child Labour (WDCL) dan menjadi wadah untuk mempromosikan praktik baik dan inisiatif Sawit Indonesia Ramah Anak (SIRA) yang telah dikembangkan GAPKI bersama para mitra selama beberapa tahun terakhir. Acara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Kabupaten Agam Surya Wendri.
“Anak-anak adalah masa depan kita, dan mereka harus tumbuh di lingkungan yang mendukung tumbuh kembang.
Perlindungan anak bukan hanya tanggung jawab pemerintah namun dunia usaha juga terlibat. Terima kasih kepada GAPKI dan perusahaan sawit yang sudah mendukung program anak tidak bekerja dan sudah menyelenggarakan kegiatan ini sehingga anak anak mendapatkan kesempatan anak untuk berkreasi.
Pemerintah Kabupaten Agam banyak mendapat dukungan dari perusahaan sawit dalam penilaian Kabupaten Layak Anak tingkat Nasional,” kata Surya dalam sambutannya.
Sawit Indonesia Ramah Anak adalah bentuk nyata kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk memastikan anak-anak desa kebun sawit mendapatkan hak mereka untuk belajar, bermain, dan bermimpi.
Lebih dari 300 anak-anak dan pendamping dari desa sekitar kebun berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang mencakup panggung kreasi Anak, dongeng Anak, penayangan film dokumenter “SIRA”, hingga orasi bersama para pemangku kepentingan. Orasi disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, GAPKI, Forum Anak Kabupaten Agam dan Suara Anak Kebun PT AMP Plantation.
Dalam sambutannya, Ketua GAPKI Cabang Sumatera Barat menyatakan bahwa dunia usaha memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk memastikan bahwa sektor perkebunan kelapa sawit bebas dari pekerja anak dan mendukung tumbuh kembang anak. “Kita ingin perkebunan sawit menjadi ruang yang aman bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh, dan bermimpi,” ujar Bambang Wiguritno.
Kegiatan ini juga menampilkan pertunjukan tari daerah dari berbagai etnis dilokasi kebun seperti Minang, Batak, Nias dan Melau; vocal solo dan vocal group, pantomim dan kreativitas lainnya menciptakan suasana ceria dan penuh semangat di tengah masyarakat kebun. Melalui kegiatan ini, industri perkebunan kelapa sawit menunjukkan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi global dalam menghapus dan mencegah pekerja anak sekaligus mendorong terciptanya lingkungan perkebunan sawit yang ramah anak.
GAPKI, BPDP, PAACLA, dan mitra lainnya berharap bahwa gerakan Sawit Indonesia Ramah Anak dapat terus diperluas dan menjadi inspirasi bagi praktik usaha berkelanjutan yang menjunjung tinggi hak anak di seluruh Indonesia.