Rangkasbitung, mediaperkebunan.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak di Provinsi Banten, siap mengembangkan perkebunan kelapa khusus hibrida dengan varietas pandan manis di lahan pertanian milik masyarakat.
“Pengembangan komoditas ini kami lakukan dengan menggandeng pihak swasta, yaitu PT Oasis Coco Indonesia,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak, Rahmat, seperti dikutip dari laman RRI, kemarin.
Rahmat bilang, program pengembangan kelapa ini mencakup produksi melalui sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan petani dengan cara memanfaatkan kebun induk dan kebun produksi.
Pemkab Lebak, tuturnya lebih lanjut, memandang langkah ini bisa juga menjadi bagian dari upaya untuk mendorong peningkatan produktivitas sektor pertanian daerah.
Rahmat mengatakan, tujuan pengembangan kelapa ini adalah untuk memperkuat ketersediaan komoditas yang memiliki permintaan pasar cukup tinggi.
“Penanaman kelapa pandan manis ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pasar, tetapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkap Rahmat.
“Dengan kualitas benih yang terjaga sesuai standar, kami optimis kelapa pandan manis dari Lebak dapat bersaing di tingkat nasional bahkan internasional,” sambung Rahmat lagi
Di sisi lain, Andi Murti selaku perwakilan PT Oasis Coco Indonesia menegaskan dukungan pihaknya yang siap dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa pandan manis di Kabupaten Lebak melalui kemitraan dengan para petani.
Hal tersebut dilakukan karena mereka melihat ada potensi besar dari pengembangan perkebunan kelapa pandan manis di Kabupaten Lebak.
“Melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan petani, kami berharap bisa menghadirkan produk berkualitas tinggi yang mampu memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor,” ucap Andi Murti.
Dinas Pertanian bersama PT Oasis Coco Indonesia, kata Andi Murti, telah melakukan peninjauan calon lokasi pengembangan kelapa hibrida ini di Desa Panggarangan, Kecamatan Panggarangan.
Dengan adanya kolaborasi ini, pihaknya berharap pengembangan perkebunan kelapa tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi.
“Tetapi juga pada keberlanjutan usaha tani, peningkatan pendapatan petani, serta penguatan daya saing komoditas unggulan daerah,” tegas Andi Murti.

