Denpasar, mediaperkebunan.id – Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Putu Juli Ardika, bakal menggandeng dan membangun sinergi dengan sejumlah pihak untuk membangkitkan dan menguatkan hilirisasi minyak atsiri.
Niat baik tersebut, seperti dikutip mediaperkebunan.id dari laman resmi Kemenperin, Minggu (26/1/2025), diungkapkan Putu Juli Ardika saat berada di Denpasar, ibukota Provinsi Bali, belum lama ini.
Saat itu Putu Juli Ardika didampingi oleh Masrokhan sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian dan Kepala Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, Arga Mahendra.
Sebagai informasi, saat itu Putu Juli Ardika meresmikan Pusat Flavor dan Fragrance (PFF). Yang berada di kawasan kantor BRI Denpasar yang merupakan satuan kerja di bawah BPSDMI Kementerian Perindustrian.
Putu Juli Ardika mengatakan, berbagai pihak yang diajak untuk membangun sinergi tersebut adalah termasuk berbagai asosiasi seperti Dewan Atsiri Indonesia, Asosiasi Flavor and Fragrance Indonesia, Asosiasi Aromaterapi Indonesia, serta Asosiasi Spa Indonesia.
Bahkan Kemenperin, tuturnya lebih lanjut, juga akan berkolaborasi dengan kalangan kampus atau perguruan tinggi untuk berkontribusi dalam hilirisasi minyak atsiri.
“Termasuk melalui berbagai kegiatan penelitian inovatif dan pengembangan teknologi yang dapat mendukung transformasi industri hilir minyak atsiri.l,” beber Putu Juli Ardika.
Menurut putera kelahiran pulau Bali ini, keberhasilan PFF Bali akan sangat bergantung pada kerja sama yang erat antara pemerintah, asosiasi, pelaku usaha, dan akademisi.
“Kami percaya bahwa sinergi ini akan menciptakan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi standar global tetapi juga merepresentasikan kearifan lokal Indonesia,” ujar Putu Juli Ardika.
Pihaknya yakin kehadiran PFF Bali bisa menjadi katalis tumbuhnya industri hilir minyak atsiri, sekaligus diharapkan memberikan beberapa manfaat ke masyarakat luas.
Di antaranya, sambung Putu Juli Ardika, mampu menghasilkan produk unggulan berbasis minyak atsiri yang kompetitif di pasar domestik maupun global.
“Serta meningkatkan nilai tambah komoditas minyak atsiri melalui produk hilir, seperti flavor, fragrance, dan wellness,” beber Arga.
Selain itu, pihaknya juga berharap kehadiran PFF Bali mampu mendukung ekspor produk berbasis minyak atsiri dengan standar tinggi yang diminati pasar internasional.
“Serta dapat menguatkan daya saing sektor pariwisata Bali melalui kolaborasi dengan pelaku usaha di industri spa, wellness, hotel dan wewangian,” tegas Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika.