Mediaperkebunan.id – Selama ini fruit set selalu dihubungkan dengan populasi serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus dan jumlah bunga jantan. Tetapi di beberapa lokasi meskipun populasi E.kamerunicus dan bunga jantan cukup, tetapi pembentukan fruit set tetap rendah. Karena itu ada faktor lain yang berpengaruh.Dr Fizrul Indra Lubis, SP, MP Head of Resereach Sulung Reserach Station, PT Sawit Sumber Mas Tbk dalam 2md ISGANO 2025 menyatakan faktor penentu lainnya adalah keberadaan senyata volatile yang dihasilkan bunga jantan dan bunga betina sawit.
Selain populasi, ketertarikan E kamerunicus terhadap senyawa volatile ini sangat menentukan. Bila komposisi senyawa volatile tidak tepat maka E kamerunicus tidak tertarik dari bunga jantan ke bunga betina. Senyawa volatil yang ditemukan pada bunga jantan dan betina adalah estragol. Bunga jantan menghasilkan 1-dodesin juga dan bunga betina menghasilkan farnesol dan squalen. Jenis tanah (berliat, pasar, gambut) dan genetik kelapa sawit yang berbeda menyebabkan perbedaan komposisi senyata volatil pada bunga sawit sehingga mmempengaruhi ketertarikan E kamerunicus.
Waktu dan lingkungan yang sama tetapi perbedaan varietas membuat komposisi senyawa volatil yang dihasilkan berbeda. Pada beberapa kasus perubahan komposisi, proporsi dan konsentrasi komponen bau mempengaruhi penyerbuk lain dan menarik serangga penyerbuk lannya seperti lebah Apis sp.
“Lebah tidak menyerbuk sawit sehingga merugikan karena aktivitas E kamerunicus jadi berkurang,” katanya.
Jenis tanah memiliki kandungan hara yang beragam dan berbeda-beda. Hal ini mempengaruhi kompoisi senyawa volatil yang dihasilkan pada masing-masing bunga. Kandungan protein berfungsi membantu pembentukan jaringan tubuh dan pematangan reproduksi serangga. Rendahnya kandungan protein pada bunga jantan dan betina sawit dari jenis tanah sulfat masam diduga sebagai faktor penghambat perkembangan populasi serangga penyerbuk E kamerunicus.
Sex ratio tidak selamanya menjadi faktor penentu populasi E kamerunicus. Penelitian Fizrul Januari 2024 sex ratio 62% populasi E kamerunicus 2.506/ha, Pebruari sex ratio 96% populasi 293/ha, Maret sex ratio 95% populasi 522/ha, April sex ratio 97% populasi 240/ha, Mei sex ratio 72% populasi 3.741/ha, Juni sex ratio 87% populasi 1.530/ha, Juli sex ratio 88% populasi 776/ha, Agustus sex ratio 80% populasi 3.666/ha, September sex ratio 93% populasi 679/ha, Oktober sex ratio 81% populasi 2,268/ha, November sex ratio 88% populasi 1.409/ha, Desember sex ratio 91% populasi 1.124/ha.
Populasi E kamerunicus pada tanah berliat 11.716/ha, pasir 5.513/ha, gambut 6.441/ha, sulfat masam 2.055/ha.Pola pelepasan senyawa volatil bunga jantan pada pukul 8,11 dan 11 sedang bunga betina pukul 9, 12 dan 15 selama kurang lebih 30 menit. Pelepasan senyawa volatil bunga betina meningkat, E kamerunicus yang ada pada bunga jantan pergi untuk mengunjungi bunga betina. Sulung Research Station sudah menemukan senyawa campuran yang dapat dimplementasikan untuk menarik dan mendsistribusikan E kamerunicus secara merata terutama pada daerah yang populasinya sangat rendah. Saat ini senyawa atraktan sintesis ini sudah memasuki generasi 3 dalam bentuk sediaan gel botol.
Atraktan ini digunakan untuk efisiensi penyerbukan. Saat ini masih digunakan untuk keperluan sendiri dan masih mengurus paten. Kalau hak paten sudah keluar baru dikomersialkan. Penggunaan atraktan sintesis ini merupakan solusi jangka pendek untuk meningkatkan efisiensi penyerbukan. Sedang dalam jangka menengah dengan perbaikan nutrisi tanaman secara berkelanjutan. Sedang dalam jangka panjang penanaman multi varietas.