Jakarta, Mediaperkebunan.id
Industri kelapa sawit Indonesia sudah berkembang demkian pesat sehingga menjadi raksasa . Dengan posisi ini tidak perlu takut dengan persaingan. “Dengan semua sumberdaya yang ada sekarang kebangetan kalau sampai kalah bersaing,” kata Dwi Asmono, Ketua Forum Kerjasama Produsen Benih Kelapa Sawit Indonesia (FKPB-KS) pada “Anugerah Benih Kelapa Sawit Indonesia 2023 dan FGD Peta Jalan Industri Benih Kelapa Sawit Indonesia” yang diselenggarakan Media Perkebunan, BPDPKS dan FKPB-KS.
Demikian juga industri benih kelapa sawit Indonesia, sudah merupakan raksasa dunia. Seperti industri jagung Amerika Serikat yang sudah jadi raksasa dunia, demikian juga industri benih jagungnya. Amerika Serikat bukan saja menjadi eksportir jagung tetapi juga eksportir benih jagung. Perusahaan benih jagung Amerika Serikat beroperasi di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Dengan posisi seperti itu maka industri benih kelapa sawit Indonesia bukan saja untuk memenuhi kebutuhan kelapa sawit dalam negeri tetapi untuk memenuhi kebutuhan dunia. “Seperti industri benih jagung AS yang beroperasi di banyak negara, demikian juga seharunya industri benih kelapa sawit Indonesia. Ekspor membuka jalan jadi pemain global karena setelah itu bisa kerjasama membangun industri benih di negara setempat dengan tenaga ahli, sumber daya genetik, teknologi dan lain-lain dari Indonesia,” kata Dwi
Kapasitas produksi industri benih kelapa sawit Indonesia paling besar sedunia yaitu 241,5 juta butir. Kapasitas produksi produsen lain yaitu Malaysia 58,9 juta, Thailand 10 juta, Kosta Rika 15 juta, Pantai Gading 11 juta, Ghana 4 juta, Benin 10 juta, Nigeria 12 juta, Kamerun 13 juta, PNG 4,5 juta, Kolombia 10 juta.
Realisasi ekspor benih sawit tahun 2019-2022 10.649.793 butir. Negara potensial tujuan ekspor adalah India, Peru, Liberia, Honduras, Kamerun dan lain-lain.
Ekspor benih kelapa sawit adalah cara untuk mengembangkan industri sawit global karena manfaat sawit yang luar biasa ini menarik negara-negara lain untuk ikut mengembangkan kelapa sawit. Industri benih sawit Indonesia jadi pemain global dengan mengekspor benih karena selain aspek bisnis juga masuk kerjasama aspek germplasm dan riset.
“Industri sawit kita sudah sangat besar dan maju sehingga kalau sampai kalah bersaing dengan India misalnya karena kita ekspor benih kesana itu keterlaluan sekali. Kita jangan takut kalah bersaing. Seperti industri jagung Amerika Serikat yang karena sudah sangat besar ketika Indonesia menanam jagung besar-besaran mereka tidak peduli karena yakin tidak tersaingi. Malah industri benih mereka ekspansi ke sini . Demikian juga dengan benih sawit. Justri jadi kesempatan industri benih sawit Indonesia dengan keahlian dan sumber daya yang ada membangun industri benih di India dan negara-negara lain ,” katanya.
“Saya Doktor pemuliaan Jagung dari Amerika Serikat. Ketika disertasi , profesor pembimbing saya bertanya apakah kamu akan jadi pemulia jagung sekembalinya ke Indonesia. Saya bilang tidak, akan jadi pemulia sawit saja, karena apapun yang akan dilakukan Indonesia untuk jagung tidak akan bisa saingi Amerika Serikat. Demikian juga untuk sawit, apapun yang dilakukan India dan negara lain tidak mungkin akan mampu meyaingi Indonesia,” kata Dwi lagi.
Pembukaan izin ekspor benih kelapa sawit akan menjaga daya saing industri benih Indonesia dan juga daya saing industri kelapa sawit nasional. Selama masih pengkajian untung ruginya ekspor, tetap dibuka saja. Industri benih juga perlu dilibatkan dalam kebijakan ekspor ini karena terkait kerjsama riset dengan negara lain.