Palembang, mediaperkebunan.id – Peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia (SDM) di tingkat petani swadaya dan pengurus serta anggota koperasi adalah sebuah keniscayaan dan demi keberlanjutan usaha perkebunan kelapa sawit bagi rakyat itu sendiri di masa depan.
“Karena itu, selama empat hari meninggalkan kebun sawit itu tidak mudah, tapi ini adalah investasi (bagi para petani sawit itu sendiri -red,” ucap Direktur IPB Training, Muhammad Sigit Susanto MM CPC di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), belum lama ini.
Hal itu disampaikan Sigit Susanto saat menyampaikan kata sambutan dalam acara pelatihan tentang ilmu tentang teknik memanen dan pascapanen tandan buah segar (TBS) bagi 119 petani sawit swadaya dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Pelatihan yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sumsel, Ir Agus Darwa MSi, tersebut, berdasarkan keterangan resmi yang diterima Mediaperkebunan.id, Senin (15/6/2025) sore, berlangsung selama empat hari penuh, mulai 10 sampai 14 Juni 2025.
Proses pembekalan kepada 119 petani dan pengurus koperasi sawit tersebut berlangsung secara sinergis, yaitu di Hotel Emilia, Palembang, serta kunjungan lapangan (kunlap) ke salah satu perkebunan kelapa sawit.
Pelatihan itu merupakan kolaborasi yang sangat apik antara berbagai pihak di tingkat pusat yang saling terkait satu sama lain, yaitu oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) Kementerian Pertanian (Kementan).
Serta sebagai pelaksana di lapangan adalah IPB Training, dan didukung penuh oleh Pusat Pelatihan Pertanian yang ada pada Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian.
Sebagai informasi, pelatihan ini digelar sebagai bagian dari program pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan kapasitas petani dalam pengelolaan kebun secara profesional, produktif, dan berkelanjutan.
Kata Sigit Susanto, kalau ilmu yang disampaikan salam pelatihan bisa diserap dengan baik, hasil panen bisa meningkat, kualitas buah membaik, dan kemudian kesejahteraan petani akan ikut terangkat. Menurut Sigit, tantangan terbesar dari sektor sawit rakyat bukan hanya pada produksi, tetapi juga pada mindset atau pola pikir dan kemampuan teknis petani itu sendiri di lapangan.
Oleh karena itu, dia berharap melalui pelatihan yang meninggalkan kebun sawit selama empat hari ini akan lahir petani-petani yang siap menjadi ujung tombak pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan. Sekadar memberitahukan, dalam pelatihan itu para peserta dibagi ke dalam empat kelas dengan tujuan meningkatkan proses pembelajaran tentang ilmu memanen dan pascapanen TBS kelapa sawit.
Materi pelatihan mencakup falsafah dan regulasi panen, kriteria kematangan buah, teknik taksasi produksi, sistem organisasi panen, teknik panen dan pascapanen yang benar, praktik langsung di lapangan. Tidak hanya menyerap teori, para peserta pelatihan juga diajak untuk melakukan praktik lapangan guna memastikan pemahaman yang utuh terhadap metode kerja yang disampaikan.
Harapannya, petani dapat meminimalisir kerusakan tandan buah segar (TBS), menekan potensi kehilangan hasil, dan memastikan buah diterima pabrik dengan kualitas maksimal. Pelatihan tersebut, ucap Sigit Susanto, sejalan dengan tiga prioritas pembangunan sektor perkebunan yang telah dicanangkan oleh Disbun Sumsel, yaitu resiliensi, akselerasi, dan edukasi.
“Ketiganya diarahkan untuk meningkatkan produktivitas lahan dan daya saing petani sawit rakyat,” tegas Muhammad Sigit Susanto MM CPC Selakau Direktur IPB Training.