Menteri Pertanian mentargetkan ekspor hasil pertanian meningkat 3 kali lipat pada periode 2020-2024. Perkebunan yang ekspornya sudah sangat tinggi yaitu Rp325 triliun tidak boleh berhenti disitu saja tetapi harus ikut serta. Dirjen Perkebunan, Kasdi Subagyono, menyatakan hal ini ketika menyampaikan arahan Menteri Pertanian pada Hari Perkebunan ke 62 di Malang, Selasa.
“Tentu tidak bisa dilakukan business as usual. Pemerintah harus hadir dengan paradigma baru yaitu perkebunan harus maju, mandiri dan modern. Bagi swasta besar ini bukan hal yang baru dan sudah dilaksanakan tetapi pekebun rakyat harus didorong supaya perannya lebih dari yang sekarang. Sekitar 70% produksi perkebunan dihasilkan oleh pekebun,” katanya.
Korporasi petani harus dilakukan sesuai tema Hari Perkebunan “Korporasi Perkebunan Rakyat untuk Kesejahteraan Pekebun”. Peran pemerintah disertai dunia usaha baik swasta maupun BUMN sebagai mitra pekebun diharapkan mendorong percepatan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun.
“Pesan Mentan jangan bekerja busines as usual, harus ada peningkatan produktivtas, daya saing dan ekspor. Semua program harus mengarah ke sana. Harus ada intervensi kebijakan baru sehingga berubah lebih cepat,cermat dan cerdas. Perkebunan harus maju, mandiri dan modern,” kata Kasdi lagi.
Perkebunan potensinya besar, sumber daya alam tersedia melimpah, inovasi banyak, tinggal ditambah kreativitas dan dukungan milenial sehingga tidak ada alasan untuk tidak mandiri dan maju. Semua instumen modernisasi dimasukkan sehingga manajemen pengelolaan lebih cermat, detail dan rinci.
“Konkritnya adalah downsizing organisasi di level kecamatan berupa Kostra Tani. Dulu kecamatan lewat Balai Penyuluh Pertanian juga melakukan hal yang sama bedanya sekarang ditambah instrumen teknologi informasi. Di pusat ada Kostranas yang dikelola BPSDMP dalam bentuk agriculture war room. Semua data ada disini jadi mau tahu data berapa panen kakao di kecamatan A, berapa produksi karet kabupaten Muba misalnya tinggal klik saja semua bisa terlihat. Pendekatannya adalah gerakan,” katanya.
Khusus perkebunan Mentan ingin fokus pada 7 komoditas strategis potensi ekspor besar yaitu kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili . Tidak berarti komoditas lain tidak ditangani tetapi tidak sebesar 7 komoditas ini.
Targetnya adalah meningkatkan produksi, nilai tambah dan daya saing. Semua program harus menuju ke target. Dana dari APBN dan APBD tidak cukup jadi hanya sebagai stimulan. Perbankan sebagai sumber pembiayaan utama lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Presiden Jokowi sudah setuju KUR untuk pertanian tahun 2020 Rp50 triliun dan perkebunan mendapat alokasi terbesar Rp20,37 triliun. “Saya minta dinas perkebunan segera memasukkan data dimana saja yang potensial untuk KUR. Bunganya hanya 6% dan Mentan sedang mempertimbangkan supaya APBN jangan dalam bentuk fisik semua tetapi bisa menaruh uang di bank untuk subsidi bunga sehingga tinggal 1-3%,” kata Kasdi.